Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dinyatakan memiliki "kesehatan yang sangat baik" dan layak menjadi presiden, menurut laporan medis yang dirilis oleh Gedung Putih pada Sabtu (12/10). Pernyataan tersebut muncul saat Harris menantang saingannya, Donald Trump, untuk mengungkapkan catatan kesehatannya sendiri.
"Wakil Presiden Harris tetap dalam kesehatan yang sangat baik," kata dokternya Joshua Simmons dalam laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa ia "memiliki ketahanan fisik dan mental yang dibutuhkan untuk dapay melaksanakan tugas kepresidenan."
Harris, saat berbicara kepada wartawan pada Sabtu (12/10) menjelang perjalanan ke North Carolina, mengatakan keengganan Trump untuk menerbitkan catatan kesehatannya sebagai "contoh lebih lanjut dari kurangnya transparansi."
"Jelas bahwa timnya setidaknya tidak ingin rakyat Amerika melihat segala hal tentang siapa dia... dan apakah dia benar-benar layak untuk melakukan pekerjaan sebagai presiden Amerika Serikat," katanya.
Namun, ketika Harris mendesak hasil kesehatan fisik dan ketajaman mental Trump yang berusia 78 tahun dipublikasikan, tim kampanye mantan presiden tersebut menolak.
Kandidat dari Partai Republik itu juga "dalam kondisi kesehatan yang sempurna dan prima untuk menjadi Panglima Tertinggi," kata tim kampanye Trump dalam sebuah pernyataan. Mereka malah menuding Harris tidak memiliki kekuatan untuk memimpin negara.
Pemeriksaan 'Biasa-biasa Saja'
Pemeriksaan fisik terakhir Harris, yang dilakukan pada April, "biasa-biasa saja," menurut Simmons.
Dalam laporan secara detil, dokternya menulis bahwa Harris menderita alergi musiman, dan gatal-gatal. Namun, dapat diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas maupun yang diresepkan dokter. Wakil presiden itu juga sedikit didiagnosa menderita rabun jauh, dan memakai lensa kontak, kata laporan itu.
Trump menjadi calon presiden tertua dari partai politik besar dalam sejarah Amerika Serikat setelah Presiden Joe Biden yang berusia 81 tahun mengundurkan diri pada Juli. Harris berusia 59 tahun.
Biden menyerahkan tongkat estafet kepada Harris setelah gagal saat berdebat melawan Trump, yang menimbulkan kekhawatiran di Partai Demokrat tentang ketajaman mentalnya sendiri.
Namun, usia Trump tampaknya tidak menjadi halangan bagi para pemilih, karena jajak pendapat menunjukkan bahwa persaingan dengan Harris dalam pemilihan presiden 5 November berlangsung sengit.
Bingung
Kampanye Harris menarik perhatian pada serangkaian artikel terbaru di The New York Times yang mengangkat kekhawatiran tentang kegagalan Trump untuk mengungkapkan informasi dasar tentang kesehatannya.
Surat kabar tersebut juga menerbitkan analisis mengenai penggunaan bahasa Trump, pidato yang semakin panjang dengan isi yang "membingungkan," serta sarat dengan kata-kata kasar. Para ahli melihat tren tersebut sebagai indikasi adanya penurunan kognitif.
Trump tetap bersikeras bahwa ia layak untuk menjabat. Saat berkampanye pada Sabtu (12/10), Trump mempublikasikan kembali pernyataan mantan dokter Gedung Putihnya, Ronny Jackson. Pernyataan tersebut dirilis setelah upaya pembunuhan terhadap Trump pada Juli, ketika sebuah peluru nyaris mengenai telinga kanannya.
Dalam pernyataan 26 Juli, Jackson, yang sekarang menjadi anggota kongres Republik dari Texas, mengatakan Trump dalam kondisi "sangat baik" dan "cepat pulih" dari lukanya.
Tim kampanye Trump juga membagikan catatan dari dokter lain yang memeriksa mantan presiden tersebut pada September 2023. Bruce Aronwald, dokter yang dilaporkan sebagai anggota lawas salah satu klub golf Trump, menyatakan bahwa Trump berada dalam kondisi kesehatan yang "sangat baik." Ia juga memberikan sedikit catatan mengenai pemeriksaan tersebut.
Tim kampanye Trump menyatakan bahwa mantan presiden itu memiliki "jadwal kampanye yang sangat sibuk dan padat, tidak seperti yang pernah ada dalam sejarah politik." Mereka juga menegaskan bahwa jadwal kampanye Harris menunjukkan bahwa ia "sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menjadi Presiden Amerika Serikat."
Dokter pribadi Trump dan dokter Gedung Putih terkadang membuat klaim yang berlebihan tentang kesehatannya.
Pada 2015, ketika Trump mencalonkan diri sebagai presiden, dokternya, Harold Bornstein, menyatakan bahwa Trump akan menjadi "individu paling sehat yang pernah terpilih menjadi presiden." Sementara itu, pada 2018, Ronny Jackson mengungkapkan bahwa dengan pola makan yang lebih baik, Trump bisa hidup hingga usia 200 tahun.
Jika Trump memenangkan pemilihan pada November, ia akan berusia 82 tahun pada akhir masa jabatan keduanya. [ah/ft]
Forum