Clapper mengatakan Korea Utara telah mengoperasikan reaktor itu cukup lama sehingga dapat menghasilkan plutonium dari bahan bakar yang telah digunakan reaktor tersebut "dalam hitungan beberapa minggu hingga beberapa bulan."
Clapper mengatakan Korea Utara telah melaksanakan pengumuman yang disampaikan tahun 2013 bahwa pihaknya berencana menghidupkan lagi
fasilitas nuklirnya, termasuk operasi pengayaan uranium di Yongbyon, yang telah ditutup tahun 2007.
Penilaian Clapper itu disampaikan dua hari setelah Korea Utara meluncurkan sebuah roket, yang memicu kecaman luas masyarakat internasional.
Presiden Amerika Barack Obama telah berbicara dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye Senin malam (8/2) tentang peluncuran roket terbaru itu. Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin sepakat bahwa "peluncuran itu merupakan satu lagi tindakan provokatif dan destabilisasi" yang melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan untuk menghambat ambisi nuklir Korea Utara.
Dalam penilaian tahunan badan Intelijen Nasional mengenai ancaman-ancaman di seluruh dunia, Clapper juga mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa militan ISIS akan terus merencanakan serangan terhadap target-target Amerika di luar negeri, tetapi di dalam wilayah Amerika sendiri ancaman terbesar adalah "ekstrimis garis keras dalam negeri," seperti yang telah melancarkan serangan berdarah beberapa bulan lalu terhadap sebuah kantor perekrutan personil angkatan bersenjata di Tennessee dan sebuah pusat layanan pemerintah di San Bernardino-California. [em/ds]