Berbeda dari pendapat banyak orang, Donald Trump mempunyai pandangan yang sangat konsisten dalam politik luar negeri, sejak ia tampil sebagai pengusaha ambisius yang tertarik pada politik pada tahun 1980-an.
Tahun 1987, Trump mengkritik kebijakan pertahanan Amerika dan mendesak agar negara itu berhenti mengeluarkan anggaran untuk membela negara lain yang mampu membela diri sendiri. Ini sama dengan apa yang diucapkannya sekarang.
Thomas Wright dari Brookings Institution di Washington meneliti puluhan wawancara, pidato, pernyataan serta iklan surat kabar untuk memahami pandangan Trump. Dia menemukan bahwa Trump amat tertarik pada masalah dunia tahun 1980-an dan sejak itu pandangannya tidak berubah.
Wright melihat ada tiga pandangan pokok Trump yang masih sama selama tiga dasawarsa terakhir dan tidak mungkin akan berubah jika ia mulai menduduki Gedung Putih Januari nanti.
Pertama, ia sangat kritis terhadap aliansi internasional Amerika dan ingin melepaskannya. Kedua, ia menentang perjanjian dagang dengan negara lain dan ingin menggunakan tarif serta sanksi untuk mereformasi tata ekonomi internasional. Dan ketiga, ia mempunyai kelemahan menghadapi rezim otoriter terutama Rusia.
Michael Barnett dari Universitas George Washington mengemukakan, sebagai calon presiden, orang biasanya mengucapkan berbagai janji, baru kemudian setelah menjadi presiden mendapati besarnya beban yang harus dipikul dalam memenuhi janji itu.
Banyak yang dipertaruhkan, mulai dari NATO dan aliansi keamanan Amerika dengan Jepang dan Korea Selatan sampai ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Perjanjian Perubahan Iklim Paris kini terancam.
Barnett mengatakan, kemenangan Trump ‘menambah tingkat ketidakpastian yang tinggi’ di seluruh dunia. [al/ps]