Berbeda dengan lawatan Komisi I DPR ke Berlin (Jerman) yang menuai banyak kecaman, lawatan Kaukus DPR-Amerika ke Washington DC mulai tanggal 23 hingga 27 April merupakan kunjungan balasan anggota parlemen ke AS. Rombongan lawatan ke Washington DC ini berjumlah 30 orang, termasuk istri staf dan anak.
“Menurut saya, kunjungan ke luar negeri itu ada pentingnya, sesuai topiknya. Meskipun ada teknologi, tetapi kita tetap perlu bertatap muka untuk mempelajari sesuatu.Kalau kawan2 di Komisi I DPR berkunjung ke Berlin, kami ini justru melakukan kunjungan balasan dimana kita menjelaskan posisi Indonesia,” kata Ahmad Yani.
Hal senada disampaikan Priyo Budi Santoso, pimpinan delegasi Kaukus DPR-Amerika, dalam acara temu muka dengan tokoh masyarakat Indonesia di KBRI Washington DC.
“DPR masih berjalan sempoyongan karena tidak ditopang oleh staf yang kompeten dari segi jumlah dan lainnya. Kita terkejut, Senator Jim Webb disini dibantu 45 staf, sementara saya pimpinan DPR hanya dibantu lima staf atau Pak Akbar Feisal yang terkenal itu hanya dibantu dua asisten,” ungkap Priyo Budi Santoso.
Seorang anggota DPR lainnya, Teguh Juwarno dari Fraksi PAN, secara bergurau menyatakan bahwa sedikitnya jumlah staf menunjukkan anggota DPR yang bersangkutan 'hebat', karena dapat menangani semua yang diperlukan dengan tim minimal.
Selama berada di Washington DC, delapan anggota DPR yang tergabung dalam Kaukus DPR-Amerika ini telah mengadakan pertemuan dengan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Untuk Urusan Asia Pasific Kurt Campbel, juga dengan Komisi Urusan Luar Negeri Kongres, Komisi Urusan Kemitraan Demokrasi dan Komisi Kaukus Indonesia di Kongres Amerika.
Hari Jum’at kedelapan anggota DPR ini akan mengikuti diskusi bersama USINDO dan Dewan Bisnis Amerika ASEAN.
“Menurut saya, kunjungan ke luar negeri itu ada pentingnya, sesuai topiknya. Meskipun ada teknologi, tetapi kita tetap perlu bertatap muka untuk mempelajari sesuatu.Kalau kawan2 di Komisi I DPR berkunjung ke Berlin, kami ini justru melakukan kunjungan balasan dimana kita menjelaskan posisi Indonesia,” kata Ahmad Yani.
Hal senada disampaikan Priyo Budi Santoso, pimpinan delegasi Kaukus DPR-Amerika, dalam acara temu muka dengan tokoh masyarakat Indonesia di KBRI Washington DC.
“DPR masih berjalan sempoyongan karena tidak ditopang oleh staf yang kompeten dari segi jumlah dan lainnya. Kita terkejut, Senator Jim Webb disini dibantu 45 staf, sementara saya pimpinan DPR hanya dibantu lima staf atau Pak Akbar Feisal yang terkenal itu hanya dibantu dua asisten,” ungkap Priyo Budi Santoso.
Seorang anggota DPR lainnya, Teguh Juwarno dari Fraksi PAN, secara bergurau menyatakan bahwa sedikitnya jumlah staf menunjukkan anggota DPR yang bersangkutan 'hebat', karena dapat menangani semua yang diperlukan dengan tim minimal.
Selama berada di Washington DC, delapan anggota DPR yang tergabung dalam Kaukus DPR-Amerika ini telah mengadakan pertemuan dengan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Untuk Urusan Asia Pasific Kurt Campbel, juga dengan Komisi Urusan Luar Negeri Kongres, Komisi Urusan Kemitraan Demokrasi dan Komisi Kaukus Indonesia di Kongres Amerika.
Hari Jum’at kedelapan anggota DPR ini akan mengikuti diskusi bersama USINDO dan Dewan Bisnis Amerika ASEAN.
