Republik Demokratik Kongo (DRC) mengatakan negara itu tidak akan bernegosiasi dengan kelompok pemberontak M23, yang beranggotakan para bekas tentara yang kini berperang melawan militer di propinsi North Kivu.
Menteri Luar Negeri Raymond Tshibanda mengatakan, pemerintahnya tidak ingin kelompok itu tetap eksis atau aksi-aksinya berlanjut, sehingga tidak ada yang bisa dirundingkan atau dinegosiasikan.
Tshibanda juga mengabaikan usulan pembentukan pasukan netral untuk memerangi pemberontak, dengan mengatakan bahwa Kongo lebih menginginkan pasukan penjaga perdamaian PBB mengambil peran lebih besar.
Peperangan antara pemerintah dan M23 telah mengakibatkan ratusan ribu orang di North Kivu terpaksa mengungsi.
Pada konperensi pers Rabu malam di Kampala, Uganda, Tshibanda mengulang kembali pernyataan bahwa Rwanda secara aktif mendukung M23. Ia mengatakan, pasukan anti pemberontak tidak boleh menyertakan pasukan Rwanda karena, menurut kata-katanya, Rwanda adalah bagian dari permasalahan.
Sebuah laporan PBB pada bulan Juni menyebutkan adanya bukti kuat bahwa Rwanda mendukung M23. Rwanda membantah tuduhan itu, Uganda juga telah membantah mendukung kelompok itu.
Menteri Luar Negeri Raymond Tshibanda mengatakan, pemerintahnya tidak ingin kelompok itu tetap eksis atau aksi-aksinya berlanjut, sehingga tidak ada yang bisa dirundingkan atau dinegosiasikan.
Tshibanda juga mengabaikan usulan pembentukan pasukan netral untuk memerangi pemberontak, dengan mengatakan bahwa Kongo lebih menginginkan pasukan penjaga perdamaian PBB mengambil peran lebih besar.
Peperangan antara pemerintah dan M23 telah mengakibatkan ratusan ribu orang di North Kivu terpaksa mengungsi.
Pada konperensi pers Rabu malam di Kampala, Uganda, Tshibanda mengulang kembali pernyataan bahwa Rwanda secara aktif mendukung M23. Ia mengatakan, pasukan anti pemberontak tidak boleh menyertakan pasukan Rwanda karena, menurut kata-katanya, Rwanda adalah bagian dari permasalahan.
Sebuah laporan PBB pada bulan Juni menyebutkan adanya bukti kuat bahwa Rwanda mendukung M23. Rwanda membantah tuduhan itu, Uganda juga telah membantah mendukung kelompok itu.