Dua pejabat penting Amerika dijadwalkan untuk bersaksi secara terbuka mengenai apakah ada bukti dibalik klaim meledak-ledak dan tidak berdasar oleh Presiden Amerika Donald Trump bahwa mantan Presiden Barack Obama menyadapnya dalam minggu-minggu menjelang pemilu presiden tahun lalu.
James Comey, Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI), badan penegak hukum tertinggi Amerika serta Ketua Badan Keamanan Nasional, Laksamana Michael Rogers, besar kemungkinan mengetahui apabila memang penyadapan itu dilakukan pada masa pemerintahan Obama.
Kedua pejabat itu dijadwalkan akan memberikan kesaksian di depan Komite Intelijen DPR hari Senin (20/3) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para anggota Kongres.
Selama dua minggu, Trump menolak menarik tuduhannya bahwa meskipun sejumlah pejabat, termasuk ketua DPR Paul Ryan dan anggota senior Partai Republik dan Demokrat baik di Senat dan komite intelijen DPR telah mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim penyadapan Trump yang disampaikan 4 Maret lewat sejumlah pesan di Twitter.
Baik Rogers maupun Comey tidak berkomentar secara terbuka mengenai tuduhan Presiden Trump itu. Tapi Comey sebagai pimpinan FBI ingin Departemen Kehakiman yang mengawasi FBI agar menarik klaim Trump, tidak lama setelah presiden memasang tuduhan tersebut tapi badan itu belum mengeluarkan pernyataan apapun.
Jaksa Agung Jeff Sessions yang mengawasi Departemen Kehakiman dan pendukung setia Trump selama kampanye presiden minggu lalu mengatakan ia tidak pernah memberi alasan kepada Presiden Trump untuk memperpecayai bahwa ia disadap dalam minggu-minggu menjelang pemilu bulan November. [my/al]