Kedua laki-laki ini bahkan tidak dikenal publik Bulgaria enam bulan lalu. Keduanya adalah lulusan Harvard yang mendadak terkenal sehingga mereka memiliki peluang untuk memenangkan kekuasaan dalam pemilihan di Bulgaria.
Tujuan mereka adalah untuk menghapus korupsi selama puluhan tahun jika mereka bisa membentuk koalisi setelah pemilihan parlemen, yang ketiga tahun ini, untuk negara Balkan berpenduduk tujuh juta orang itu.
Kiril Petkov, usia 41, salah satu pendiri We Continue the Change menurut beberapa orang berpenampilan mirip bintang Hollywood John Travolta.
Lulusan Harvard ini memiliki visi jelas bagi negaranya.
“Memberantas korupsi tidak dimulai di parlemen, itu dimulai dari pembentukan partai dan sejauh ini saya bangga mengatakan bahwa kami benar-benar bersih dan jelas tentang bagaimana kami ingin menjalankan seluruh program dan seluruh partai dan kami tidak melakukan satu pengecualian pun. Jika seseorang menyesatkan kita, kita akan mengetahuinya, tetapi secara sadar kita telah mengambil setiap langkah untuk mencegah segala jenis pengaruh dari kekuasaan lama dan dari investor politik lama yang merupakan orang pertama yang mengantri untuk proyek pengadaan," katanya.
Rekannya, Asen Vasilev, 44, yang juga ikut mendirikan organisasi We Continue the Change berpendapat bahwa dana yang hilang karena korupsi dan salah urus harus disalurkan kembali untuk diinvestasikan dalam perawatan kesehatan dan layanan sosial lainnya karena anggota termiskin Uni Eropa itu menghadapi gelombang pandemi virus corona keempat yang membawa malapetaka.
"Apa yang telah kita lihat sejauh ini adalah pertunjukan tarian yang sangat baik dari orang-orang yang mengatakan hal-hal yang menurut mereka ingin didengar rakyat Bulgaria dan melakukan kebalikan dari apa yang mereka katakan. Saya kira untuk pertama kalinya, dan itulah sebabnya kami menjadi yang pertama dalam jajak pendapat, karena kami mengatakan apa yang sebenarnya kami pikirkan dan melakukan apa yang kami katakan, sesederhana itu," ujarnya.
Mereka dengan cepat menjadi tim yang terkenal, meraih pujian atas manajemen mereka yang efisien dan pendekatan tanpa kompromi terhadap korupsi.
Didorong oleh popularitas ini, kedua laki-laki itu mendirikan gerakan sendiri, We Continue the Change, pada bulan September, menarik para alumni Bulgaria dari universitas internasional terkenal lainnya.
Baik Vasilev maupun Petkov, yang dibesarkan di Kanada, kembali ke Bulgaria sekitar lima belas tahun yang lalu saat negara itu bergabung dengan UE. Mereka memahami sulit untuk membentuk koalisi pemerintahan di negara mereka.
“Kami tahu akan sulit (membentuk koalisi pemerintahan) tapi saya rasa bukan tidak mungkin, selama ada tujuan yang jelas dan diskusi terbuka dengan para pihak serta orang-orang yang memiliki saran dan masukan yang membangun, yang bisa menjadi mayoritas," katanya.
Kedua laki-laki ini mendirikan perusahaan mereka sendiri, dan mengajar program yang didukung Harvard di Universitas Sofia. Terlepas dari pendidikan elit dan tahun-tahun mereka di luar negeri, mereka mengatakan bahwa mereka adalah "pragmatis" yang bisa mewakili rakyat.
Petkov kepada AFP selama wawancara di kantor partai mereka di Sofia mengatakan, "Peran pemerintah adalah tidak menyalahgunakan dana namun menginvestasikannya secara efisien, hampir seperti bisnis, kita ingin mendapatkan pengembalian investasi uang pembayar pajak."
Perkov dan Vasilev berharap untuk mengumpulkan cukup suara untuk meyakinkan partai-partai anti-Borisov lainnya untuk bergabung dengan mereka untuk menggantikan jaksa penuntut umum - yang dituduh melindungi korupsi - dan mendirikan badan baru untuk memerangi korupsi.
"Satu-satunya, katakanlah, sikap yang tidak ingin kita ubah adalah upaya mengakhiri korupsi, yang lainnya bisa dirundingkan," katanya.
Menurut jajak pendapat terbaru, We Continue the Change bisa berada di urutan kedua dengan setidaknya 13 persen suara, di belakang GERB yang dipimpin Borisov, yang diperkirakan akan mendapatkan lebih dari 22 persen.
Pada pertemuan dengan para pendukung di barat negara itu belum lama ini puluhan orang menemui Petkov untuk mengajukan pertanyaan, mendapatkan tanda tangannya, dan berfoto bersamanya.
Analis Gallup International Balkan Parvan Simeonov mengatakan seperti politisi sebelum mereka, duo Harvard ini membangkitkan semacam "kecintaan yang ajaib dan irasional" dari warga Bulgaria sebagai "pembawa misi" terbaru.
Di jejaring sosial Facebook, kelompok pendukung kedua laki-laki memiliki puluhan ribu pengikut. [my/jm]