Musik tradisional Bulgaria terdengar hingar bingar mewarnai Minggu pagi yang biasanya tenang. Ratusan warga Desa Ribnovo terlihat berduyun-duyun bergerak menuju sebuah lapangan sepak bola. Tak ada satupun dari mereka terlihat mengenakan masker penutup wajah.
Hari Minggu 11 April itu merupakan hari istimewa bagi warga desa Ribnovo. Dua hari menjelang Ramadan, mereka akan menyaksikan acara pesta tradisional sunat massal sekaligus salat bersama.
Di lapangan sepak bola, terlihat sejumlah pria menggendong putra mereka yang mengenakan pakaian tradisional. Para pria itu -- dan putra-putra mereka yang masih kecil -- duduk di atas kuda-kuda yang didekorasi sedemikian rupa sehingga seperti hewan-hewan pertunjukan.
Ismail Atipov, ketua panitia, menjelaskan pentingnya acara itu.
"Sunnah adalah tradisi dan praktik-praktik yang dilakukan Nabi Muhammad. Sunat adalah salah satunya. Ini wajib bagi umat Islam. Menurut hukum Islam, sunat harus dilakukan pada semua anak laki-laki, dari usia satu minggu hingga sekitar usia tujuh tahun," katanya.
Yang hadir di acara itu umumnya adalah dari kelompok minoritas Pomak. Mereka adalah keturunan orang-orang Bulgaria yang dulunya beralih ke ajaran Islam sewaktu Kekaisaran Ottoman berkuasa. Menurut keyakinan mereka, sunat menandai penegasan awal keimanan mereka dan sebuah langkah menuju kedewasaan.
Di Desa Ribnovo, pesta sunat massal biasanya juga disertai acara salat bersama menyambut Ramadan. Tak heran, takbir terdengar berkumandang di pagi hari itu.
Ribnovo yang terletak di kawasan pegunungan terpencil di wilayah barat daya Bulgaria sebetulnya juga dikenal sebagai desa yang sering menyelenggarakan pesta pernikahan tradisional Muslim musim semi.
Penduduk desa itu berusaha mempertahankan acara-acara tradisional mereka, meski sebelumnya sempat ditindas pemerintahan komunis yang pernah berkuasa selama puluhan tahun, dan meski memaksa banyak prianya mencari pekerjaan di luar negeri karena tekanan ekonomi.
Ismail Atipov, sang ketua panitia, saat ini bekerja di bisnis konstruksi di Spanyol. Namun, pria yang kini berusia 34 tahun ini, selalu berusaha menyempatkan diri pulang ke Ribnovo, dan menyelenggarakan pesta sunat massal dan acara-acara tradisional lainnya.
"Kami mengadakan perayaan-perayaan besar. Ini biasanya hanya terjadi di desa kami. Acara-acara itu diselengarakan sesuai tradisi turun-temurun, melibatkan dekorasi, melibatkan gulat minyak dan lain-lain. Pokoknya itu hanya khas di desa kami." [ab/uh]