Polisi mengatakan, pada Minggu (7/4), bahwa dua pemimpin kelompok separatis tewas dalam baku tembak antara pasukan keamanan dan kelompok pemberontak di dekat salah satu tambang emas terbesar di Papua.
Bentrokan tersebut terjadi pada Kamis (4/4) lalu antara pemberontak dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan pasukan gabungan polisi dan militer dekat Tembagapura di Provinsi Papua Tengah, demikian menurut polisi pada Minggu. Pemberontak yang tewas diidentifikasi sebagai Abubakar Kogoya, yang dikenal sebagai Abubakar Tabuni dan Damianus Magay, yang biasa dikenal dengan nama Natan Wanimbo.
Sejumlah pemberontak juga terluka dalam baku tembak tersebut namun berhasil melarikan diri ke dalam hutan, ujar Faizal Ramadani, kepala operasi militer di wilayah tersebut. Ia mengatakan kelompok pemberontak itu dilengkapi dengan senjata berkualitas militer, kapak dan juga panah. Pasukan keamanan telah mengamankan senjata yang mereka temukan di area baku tembak.
Juru bicara OPM tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Daerah tempat baku tembak berlangsung itu mencakup tambang emas Grasberg, yang hampir setengahnya dimiliki Freeport-McMoran yang berbasis di AS dan dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia. Kelompok separatis memandang tambang itu sebagai lambang kekuasaan Indonesia dan seringkali menyasarnya.
Baku tembak meletus setelah pasukan keamanan setempat menerima laporan bahwa telah terjadi penyerbuan yang diduga dilakukan oleh anggota kelompok separatis di fasilitas pendulangan emas di Kali Kuluk, yang menyebabkan sejumlah warga lokal yang tinggal di desa-desa sekitar lokasi penambangan melarikan diri.
Kali Kuluk sendiri terletak di area operasional PT Freeport Indonesia.
Kelompok pemnerontak OPM telah melakukan pemberontakan sejak awal tahun 1960-an ketika pemerintah menjadikan kawasan itu wilayah Indonesia. [jm/rd/rs]
Forum