Penyerang bersenjata membunuh dua sipir penjara Prancis dan melukai tiga lainnya dalam serangan berani terhadap konvoi mobil di Normandia pada hari Selasa (14/5) di mana seorang narapidana terkemuka melarikan diri, kata para pejabat.
Mobil van itu sedang mengangkut tahanan Mohamed Amra ke penjara Évreux setelah sidang pengadilan di Rouen ketika penyerang menyergapnya.
Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti mengatakan dia akan bergabung dengan unit krisis untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. “Segala cara digunakan untuk menemukan para penjahat ini. Atas instruksi saya, beberapa ratus polisi dan petugas bersenjata dikerahkan,” tulis Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin di platform X.
“Serangan pagi ini, yang memakan korban jiwa petugas administrasi penjara, merupakan kejutan bagi kita semua,” tulis Presiden Prancis Emmanuel Macron di X. “Bangsa ini berdiri di samping keluarga, korban luka, dan rekan-rekan mereka.”
Serangan tersebut segera mendorong dilakukannya operasi penegakan hukum yang signifikan di wilayah barat laut Prancis itu ketika pihak berwenang berupaya mengamankan wilayah tersebut dan menangkap para penyerang. Serangan itu terjadi hari Selasa menjelang siang di jalan bebas hambatan A154, yang telah ditutup.
Amra berada di bawah pengawasan ketat dan baru-baru ini dijatuhi hukuman karena perampokan. Dia juga sedang diselidiki atas kasus penculikan dan pembunuhan di Marseille, menurut jaksa penuntut umum Laure Beccuau.
Media Prancis memberitakan bahwa Amra dijuluki "La Mouche" (Si Lalat).
Beccuau mengumumkan penyelidikan atas serangan itu, yang sekarang dianggap sebagai kasus kejahatan terorganisir dan pembunuhan. “Pada tahap ini, kami berduka atas kematian dua petugas lembaga pemasyarakatan dalam serangan bersenjata ini, dan dua orang berada dalam kondisi kritis,” kata Beccuau dalam sebuah pernyataan.
Investigasi ini juga akan menyangkut upaya melarikan diri secara terorganisir, kepemilikan senjata yang biasa digunakan oleh militer, dan konspirasi untuk melakukan kejahatan. [lt/my]
Forum