Dua kandidat terdepan telah muncul dari 12 calon yang diunggulkan untuk menjabat sebagai sekretaris jenderal PBB berikutnya, menurut para diplomat.
Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Guterres dan mantan Presiden Slovania, Danilo Turk, mendapat dukungan kuat dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada pemungutan suara tidak resmi pertama hari Kamis (21/7) untuk memilih Sekjen baru PBB itu.
Dewan yang merekomendasikan finalis kepada Majelis Umum untuk mendapat persetujuan, kemungkinan mengadakan beberapa putaran pemungutan suara sebelum membuat keputusan.
Kedua calon terdepan itu memiliki pengalaman luas di PBB, di samping latar belakang politik mereka.
Guterres, 67, adalah perdana menteri Portugal pada tahun 1995-2002 dan kemudian menjadi Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi selama satu dasawarsa dan meninggalkan jabatannya Desember lalu.
Di bawah kepemimpinannya, badan itu berhasil menangani pengungsi terbesar dan krisis migran sejak Perang Dunia II.
Sedangkan Turk, 64, adalah seorang pengacara hak asasi yang menjadi kepala negara Slovenia tahun 2007 sampai 2012. Sebelumnya, ia menjabat sebagai duta besar pertama Slovenia di PBB dan wakil sekretaris jenderal PBB Kofi Annan untuk urusan politik.
Para diplomat mengatakan, kepala UNESCO Irina Bokova dari Bulgaria, dan administrator program pembangunan PBB, Helen Clark, juga mendapat suara baik dalam jajak pendapat pertama.
Ada dorongan dari lebih dari 50 negara anggota PBB tahun ini untuk memilih seorang perempuan untuk mengisi jabatan tinggi PBB. [ps/ii]