Kedatangan Duta besar Amerika Serikat di Pondok Pesantren Modern Islam As Salam, Sukoharjo, Kamis (19/1) mendapat sambutan meriah. Sekitar 2.000 santri ponpes ini menyimak pidato Dubes Amerika Serikat. Saat sesi tanya jawab, ada santri yang menyatakan kekhawatiran temannya yang sedang berada di Amerika Serikat terkait rencana Presiden terpilih yang akan dilantik pekan ini, Donald Trump, terhadap imigran Muslim di Amerika Serikat.
Duta Besar Amerika Serikat, Joseph R Donovan menjawab pertanyaan santri tersebut dengan mengungkapkan sejarah Amerika Serikat yang dibangun dari beragam budaya dan agama. Donovan menyatakan Amerika Serikat menjamin hak asasi warganya untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya.
“Pendiri Amerika Serikat sudah membangun pondasi kuat bahwa negara ini terdiri beragam etnis, budaya, dan agama serta kepercayaan. Pemerintah Amerika menjamin kemerdekaan tiap warga negara untuk menjalankan ibadahnya. Makanya kami juga ingin mengetahui bagaimana Islam diterapkan di ponpes ini. Kami juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana toleransi dibangun dan dijaga oleh masyarakatnya yang beragam, majemuk," kata Dubes Joseph R Donovan.
Lebih lanjut Donovan berharap minat warga Indonesia, terutama pelajar, santri, dan mahasiswa, untuk berkunjung ke Amerika Serikat semakin tinggi. Donovan meyakini pengalaman hidup di Amerika Serikat akan menjadi lebih berkesan.
Sementara itu, Pemimpin Ponpes modern Islam As Salam Sukoharjo, Uripto Mahmud Yunus, mengatakan kesiapannya melakukan kerjasama dengan Pemerintah Amerika Serikat terkait pertukaran pelajar atau santri.
“Kami berharap kerjasama di tingkat yang lebih tinggi, level berikutnya dalam pertukaran pelajar. Kami terbuka untuk berbagi pengalaman dan ilmu tentang keislaman yang diajarkan di ponpes ini. Kami senang, ponpes ini menjadi yang pertama dikunjungi Dubes AS yang mulai bertugas saat ini,” kata Uripto Mahmud Yunus.
Kunjungan Dubes Amerika Serikat tidak hanya dilakukan di ponpes, tetapi juga di Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo. [ys/lt]