Tautan-tautan Akses

Dubes Haiti untuk AS: Haiti Perlu Dukungan Pasukan Bersenjata


Para tentara berpatroli di Petion Ville, di sekitar kediaman mendiang Presiden Haiti yang tewas dibunuh, Jovenel Moise, di Port-au-Prince, Haiti, Rabu, 7 Juli 2021. (Foto: AP)
Para tentara berpatroli di Petion Ville, di sekitar kediaman mendiang Presiden Haiti yang tewas dibunuh, Jovenel Moise, di Port-au-Prince, Haiti, Rabu, 7 Juli 2021. (Foto: AP)

Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat, Bocchit Edmond mengungkapkan beberapa pembunuh professional itu kemungkinan besar melarikan diri melalui perbatasan darat ke Republik Dominika. Edmond menghimbau masyarakat internasional untuk membantu menemukan dan membawa mereka ke pengadilan. 

Pasukan keamanan Haiti berpatroli di ibukota Port-au-Prince, dekat kediaman pribadi Jovenal Moise di mana Presiden Haiti itu dibunuh Rabu pagi dalam sebuah serangan yang menyebabkan istrinya terluka. Kota itu sunyi dan penduduk mengungkapkan rasa terkejut, meskipun ketidakstabilan politik dan kekerasan geng melanda negara pulau itu.

Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat, Bocchit Edmond kepada wartawan mengemukakan ibu negara Martine Moise dalam kondisi stabil namun kritis dan akan diterbangkan ke Miami untuk perawatan.

Bocchit Edmond, Duta Besar Haiti untuk AS
Bocchit Edmond, Duta Besar Haiti untuk AS

Edmont mengimbau semua warga Haiti untuk bersatu setelah pembunuhan tersebut. Duta besar itu juga menghimbau masyarakat internasional untuk membantu menemukan pelaku terkait pembunuh itu termasuk membantu Haiti agar dapat melindungi negaranya sendiri di masa mendatang.

Kepada sejumlah wartawan di Washington, Bocchit Edmond, menjelaskan beberapa penyerang Moise menyamar sebagai personel Badan Penegakan Narkoba AS, berdasarkan rekaman video yang diperoleh sejumlah penyelidik dan dianggap kredibel.

“Kita perlu untuk mempunyai angkatan bersenjata, karena negara kita dibentuk oleh militer. Jadi, perbatasan Haiti dapat terlindungi dan punya kendali perbatasan yang lebih baik,” ujar Edmond.

Ketika ditanya apakah para penjaga di kediaman presiden melakukan baku tembak dengan para pembunuh, Duta Besar Edmond menjawab dia tidak mengetahui hal tersebut.

Para pemimpin dunia juga terkejut dan bereaksi dengan berita tersebut, termasuk Presiden AS. Joe Biden mengutuk pembunuhan itu dan menyebutnya peristiwa yang "mengkhawatirkan" saat bersiap-siap meninggalkan Gedung Putih hari Rabu (7/7) untuk perjalanan domestiknya.

“Kita perlu lebih banyak informasi. Akan tetapi keadaan Haiti sangat mengkhawatirkan,” kata Biden.

Dewan Keamanan PBB, Kamis (8/7) bertemu dalam sebuah sesi darurat untuk membahas pembunuhan Presiden Haiti, Jovenal Moïse.

Sebelum pertemuan itu, Duta Besar Irlandia Geraldine Byrne Nason, kepada wartawan menyampaikan pembunuhan tersebut mengejutkan dan peristiwa dalam 48 jam terakhir itu membuat situasi lebih memprihatinkan. “Yang jelas, simpati kami kepada keluarga presiden terutama istrinya, yang masih dirawat di rumah sakit. Sekarang, kita juga khawatir tentang implikasi politik dan keamanan di lapangan dengan perkembangan selanjutnya.”

Dubes Haiti untuk AS: Haiti Perlu Dukungan Pasukan Bersenjata
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:46 0:00


Léon Charles, direktur Kepolisian Nasional Haiti hari Kamis (8/7), kepada Radio Métropole menyampaikan total enam tersangka telah ditangkap dan tujuh tewas. Polisi masih mencari lebih banyak lagi tersangka.

Dua dari enam tersangka itu ditangkap hari Kamis (8/7) setelah sebuah kerumunan menemukan mereka bersembunyi di semak-semak di Port-au-Prince. [mg/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG