Beberapa waktu lalu kita mendengar cerita aksi heroik dari Anthonius Gunawan Agung atau Agung, pengawas lalu lintas udara di Tower ATC AirNav bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu yang meninggal dunia setelah memandu penerbangan pesawat Batik Air ID 6231 menuju Makassar, sesaat sebelum gempa hebat berkekuatan 7,5 skala richter dan tsunami menghantam Palu tanggal 28 September lalu.
“Batik 6231 runway 33 clear for take off”
Itulah transmisi pesan terakhir Agung yang diterima oleh sang pilot, Captain Ricoseta Mafella dan first officer-nya, seperti yang diceritakan melalui akun Instagramnya @icoze_ricochet.
Berdasarkan informasi dari AirNav Indonesia melalui akun twitter resminya, almarhum Agung memutuskan untuk lompat dari Tower ATC yang berada di lantai 4 dan mengalami patah tulang. Setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat dan mendapat hasil rontgen, ia dirujuk untuk melakukan perawatan di rumah sakit yang lebih besar akibat kemungkinan luka dalam. Namun, Agung menghembuskan nafas terakhirnya sebelum dipindah.
Aksi kepahlawanan pria kelahiran Abepura tahun 1996 tersebut sempat viral di media sosial dan mengundang komentar para netizen yang ikut berdoa atas meninggalnya Agung.
Pihak AirNav Indonesia secara resmi menaikkan pangkat ATC almarhum Agung dua tingkat.
Seorang warganet di Twitter pun mengusulkan agar gedung tower ATC di bandara Palu diberi nama ‘Menara Anthonius Gunawan Agung.’
Para komikus Indonesia pun ikut tergerak untuk menuangkan kisah aksi heroik Agung ke dalam hasil karya mereka, sebagai bentuk penghormatan terakhir. Salah satunya Iskandar Salim, komikus yang juga adalah seorang videographer, dan pengusaha benda koleksi atau collectible items.
“Kebetulan saya baca satu berita tentang pengorbanan almarhum Anthonius ini, dimana dia sangat berdedikasi terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya itu tanpa mempedulikan keselamatan diri. Disitu saya tergerak untuk bikin salah satu komik singkat yang menggambarkan dari sisi imajinasi saya, kira2 seperti apa gitu,” papar Iskandar Salim saat dihubungi oleh VOA Indonesia.
Komik satu lembar yang diunggah ke media sosial lewat akun @komikfaktap itu digarap oleh Iskandar dalam waktu sekitar tiga jam. Hingga artikel ini dirilis, komik tersebut telah di share lebih dari 9,200 kali di Facebook dan mendapati hampir 40,000 likes di Instagram.
Menanggapi permintaan, Iskandar kemudian membuat lagi komik tribute ini dalam bahasa Inggris.
Komik tribute yang dibuat oleh para komikus untuk Agung ini beredar dalam beragam versi.
“Saya lihat ada beberapa yang menceritakan versi mereka tentang detik-detik terakhir dari almarhum. Ada juga yang hanya single panel, ada yang dalam beberapa halaman dan saya lihat semuanya dapat respon yang cukup besar sih. Bahkan dari yang saya bikin itu kemudian ada yang lanjutin semacam sambungannya lagi gitu,” kata Iskandar.
Michael Kusika, komikus asal Bandung yang akrab disapa Mike juga tergugah untuk mengisahkan aksi heroik Agung yang menurutnya sangat ‘luar biasa mulia’ ini dengan lebih detil lewat komik daring karyanya.
“Saya dengar kesaksian dari pilot Rico dan juga beberapa referensi,” ujar Mike saat dihubungi oleh VOA Indonesia.
“Saya cari informasi, seperti apa, terus ceritanya yang detail-nya seperti apa, saya cari informasi dan referensi,” tambahnya.
Komik daring 10 lembar tersebut diunggah di akun Instagram pribadinya @MikeKusika dan juga di akun Facebooknya, dimana komik tersebut hingga kini sudah di share sebanyak 8,900 kali.
Komentar-komentar positif ikut membanjiri lini masa akunnya.
“Saya pikir saya post ya memang saya itu sangat terinspirasi dari tindakan heroik almarhum Agung, jadi saya bikin itu memang purely untuk tribute aja untuk menghormati pengorbanan beliau. Jadi saya enggak berpikir bahwa orang akan share gambarnya atau orang akan memberikan apresiasi yang menurut saya lumayan banyak ya, dalam waktu sehari itu 4000 share udah beredar di Facebook,” kata Mike.
Komik hasil karya mike sempat dipertanyakan kebenarannya oleh netizen yang mengirimkan pesan langsung kepadanya.
“Kalau saya ditanya apa ini akurat atau enggak, saya pasti bilang enggak. Karena saya tidak ada di lokasi. Saya bukan reporter. Saya komikus. Jadi saya buat ini adalah sebuah interpretasi bebas aja,” jawab komikus yang juga berprofesi sebagai musisi ini.
Mike memuji para sesama komikus, seperti Iskandar Salim misalnya, yang dengan cepat langsung menghasilkan karya yang sangat bagus. Menurutnya karya-karya ini dapat menginspirasi banyak orang.
“Daripada kita bikin karya yang istilahnya nyinyir atau roasting orang, saya pikir karya-karya seperti ini jauh lebih bagus manfaatnya, karena bisa menginspirasi orang untuk melihat nilai yang positif dari kejadian yang walaupun saat ini kita sedang sedih, kita sedang berduka karena apa yang terjadi di Palu dan Donggala,” jelas Mike.
Harapan dari Mike dan Iskandar melalui komik untuk mengenang Anthonius Gunawan Agung ini sama. Keduanya sama-sama ingin menginspirasi dan mengenang tindakan heroik ini.
“Semoga ya bisa lebih uplifting ya, kalau orang baca bahwa, ada satu inspirasi gitu, satu tindakan yang heroik,” ujar Iskandar.
“Saya pikir ada nilai-nilai positif yang bisa kita angkat, supaya negara Indonesia nggak melulu liatnya hoax atau cerita-cerita negatif, tapi hal-hal seperti ini bagus untuk kita angkat,” pungkas Mike.