Dalam rangkaian pertemuan di Bali, Bank Dunia merilis apa yang mereka sebut sebagai Human Capital Index atau Indeks Modal Manusia. Indeks ini merupakan upaya agar negara-negara tidak hanya fokus dalam pertumbuhan ekonomi mengejar Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Dunia menyebut kebahagiaan, pendidikan dan kesehatan sebagai beberapa faktor kunci. Indeks ini mampu mengukur, sejauh mana pemerintah sebuah negara mampu mendorong rakyatnya meraih potensi penuh mereka.
“Bagi masyarakat paling miskin, modal manusia kadang bahkan menjadi satu-satunya modal yang mereka miliki. Negara-negara dapat menggunakan indeks ini untuk membantu mereka menentukan posisi mereka saat ini dan seberapa cepat mereka bisa mengejar ketertinggalannya,” kata Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim dalam peluncuran indeks ini di Nusa Dua, Bali, hari Kamis (12/10).
Investasi Terbaik: Investasi Manusia
Kebahagiaan, pendidikan dan kesehatan adalah sebagian kata kunci yang harus mendapat perhatian lebih mulai saat ini. Melinda Gates, pendiri Bill & Melinda Gates Foundation mengaku menggerakkan yayasannya karena optimisme bahwa masyarakat mampu memperbaiki masa depan mereka. Agar optimisme terhadap masa depan, negara-negara harus berinvestasi pada manusia, khususnya generasi muda.
“Kita harus berinvestasi pada kesehatan, sehingga generasi muda bisa memaksimalkan kemampuan tubuh dan otak untuk produktif dan sukses. Dan kita harus berinvestasi juga dalam pendidikan, karena generasi sehat yang memperoleh pendidikan dan ketrampilan bisa meraih potensi maksimal mereka,” ujar Melinda.
Secara khusus, Melinda Gates mendesak dunia untuk lebih peduli pada remaja perempuan. Dia percaya, investasi pada perempuan dan remaja perempuan memberikan dampak yang luar biasa. Remaja perempuan saat ini, yang memperoleh pendidikan berkualitas akan memberi dampak besar ke generasi selanjutnya. Perempuan juga harus memiliki akses lebih baik pada kontrasepsi.
“Karena ketika perempuan berkuasa sepenuhnya terhadap keputusan kapan dia akan hamil dan apakah dia akan hamil atau tidak, kita tahu keluarganya akan lebih sehat, lebih makmur dan lebih terdidik. Ketika perempuan memiliki uang dan berkuasa dalam penggunaannya, itu akan meningkatkan kualitas hidup mereka dan orang-orang di sekitarnya. Karena itulah terima kasih untuk program investasi sumber daya manusia yang lebih peka gender,” ujar Melinda Gates.
Direktur eksekutif UNICEF, Henrietta Fore menyebut investasi bagi generasi muda, adalah langkah yang cerdas. Negara tidak akan makmur tanpa generasi masa depan yang sehat, terdidik dan kuat.
Memberi jaminan kesehatan yang baik, nutrisi dan stimulasi yang baik bagi anak-anak adalah kesempatan sekali seumur hidup. Fore menambahkan, investasi pada generasi muda bisa dilakuan dengan memastikan bahwa mereka memiliki akses pendidikan berkualitas, tetap sehat dan hidup aman.
“Setiap hari di Indonesia, 375 remaja putri menikah dan keluar dari sekolah dan membebani ekonomi 1,7 persen dari PDB. Jika kita bisa mempertahankan anak-anak perempuan ini untuk tetap bersekolah selama 12 tahun, dengan pendidikan yang berkualitas akan ada keuntungan ekonomi milyaran dollar. Setiap investasi di satu bidang, misalnya kesehatan anak-anak perempuan, akan mendukung pembangunan di bidang yang lain, misalnya di sektor pendidikan. Investasi dalam human capital di berbagi sektor akan mendukung hasil sepanjang hidup,” ungkap Fore.
UNICEF mencatat, setiap dollar yang digunakan untuk imunisasi di negara-negara miskin akan menjadi investasi yang meningkat 16 kali lipat dalam bentuk penurunan biaya pemeliharaan kesehatan dan peningkatan produktifitas. Setiap dollar yang diinvestasikan dalam sanitasi, WHO memperkirakan keuntungan 6 kali lipat, dalam bentuk penghematan biaya kesehatan, meningkatkan produktifitas, dan pengurangan kematian dini, khususnya bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Indonesia Adopsi Human Capital Index (HCI)
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani menyebut Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengadopsi Human Capital Index (HCI) dari Bank Dunia ini.
“Human capital adalah kunci untuk menekan angka kemiskinan dan melawan ketidakadilan. Data global membuktikan, human capital adalah faktor kunci yang menentukan arah ekonomi. Menyadari kondisi ini dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah di berbagai negara telah berinvestasi dalam human capital yang membawa hasil cukup besar, seperti kematian anak yang turun hingga 50 persen, anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasar turun hingga 40 persen, dan setidaknya ada satu program jaminan sosial di setiap negara,” papar Sri Mulyani.
Negara-negara di dunia memiliki tantangan yang berbeda dalam bidang ini. Abraham Tekeste, Menteri Keuangan dan Kerjasama Ekonomi Ethiopia dalam forum ini juga berbagi mengenai investasi negaranya dalam modal manusia.
“Berinvestasi dalam sumber daya manusia sangat penting bagi negara seperti Ethiopia, yang memiliki tujuan jangka panjang. Dan tujuan jangka pajang itu membutuhkan generasi yang lebih sehat, lebih terdidik dan terampil. Ada kemauan politik yang sangat kuat oleh pemerintah Ethiopia. Kami melakukan pendekatan secara menyeluruh dalam investasi SDM ini,” ujar Abraham Tekeste.
Tekeste memaparkan, Ethiopia memastikan akses terhadap pendidikan dasar dan jaminan kesehatan dasar membuat kematian anak turun dengan drastis dan kematian ibu hamil berkurang
“Kemiskinan turun dari 50 persen pada 1996 menjadi sekitar 24 persen pada 2016. Karena Ethiopia memulai semua itu dari level yang sangat rendah, maka kami masih memiliki banyak tantangan sampai saat ini,” tambahnya.
Senada dengan Ethiopia, Pakistan juga masih terbebani oleh kualitas pendidikan dan kesehatan. Meski begitu, Menteri Keuangan Pakistan, Asad Umar mengatakan, mereka telah menetapkan pembangunan sumber daya manusia sebagai tujuan baru dalam program-program mereka.
“Banyak negara melakukan pembangunan infrastruktur untuk menggerakkan ekonominya. Tetapi, kini pembangunan sumber daya manusia juga penting dilakukan. Pertanyaannya, mana yang menjadi prioritas? Mana yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita? Perdana Menteri kami dalam pidato pertamanya sudah berbicara mengenai stunting, salah satu tanda yang menandakan bahwa pemerintahan kami memperhatikan investasi pada manusia, padahal kami baru bekerja 7 minggu karena kami pemerintahan baru,” kata Asad Umar.
Sementara, negara yang telah lebih dulu memperhatikan pembangunan manusia, seperti Polandia misalnya, menghadapi tugas berbeda yang lebih ringan.
Teresa Czerwińska, Menteri Keuangan Polandia mengatakan, beban mereka lebih pada pemerataan akses. “Negara yang mampu memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan, akan memperbaiki pondasi pertumbuhan ekonomi mereka. Skema ini juga memiliki dampak pada distribusi sumber daya sehinngga ketidakadilan dapat dikurangi,” kata Czerwińska. [ns/em]