Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menghentikan perundingan perdamaian dengan pemberontak Maois di tengah berlangsungnya pertempuran, meskipun perundingan sedang dilakukan, menurut juru bicara presidenJumat, (24/11).
Mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama setengah abad dan telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang itu merupakan salah satu prioritas Duterte sejak dilantik Juni tahun lalu.
“Sangat disayangkan bahwa pemberontak tidak menunjukkan komitmen dan kesungguhan dalam melakukan perundingan perdamaian yang bermakna,” juru bicara presiden, Harry Roque, mengatakan Kamis (23/11) petang.
Duterte, Kamis, menandatangani pernyataan mengakhiri perundingan perdamaian itu, yang dimediasi oleh Norwegia. [ds]