Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan akan memberikan bantuan ekonomi senilai 500 ribu kepada hampir satu juta kepala keluarga (KK). Jaring pengaman ini diharapkan melindungi keluarga rentan di tengah wabah COVID-19. Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, bantuan 500 ribu akan berbentuk tunai dan sembako.
“Setengah juta rupiah itu, sepertiganya berbentuk cash (uang tunai, red), dua pertiganya berbentuk barang yaitu sembako dan semua yang berhubungan dengan pangan,” ujarnya dalam konferensi pers jarak jauh, Kamis (26/3) sore.
Emil menjelaskan, penerima bantuan ini adalah keluarga yang rawan miskin baru karena wabah COVID-19. Mereka berbeda dengan penerima Kartu Sembako pemerintah pusat.
“Yang akan kita fokuskan oleh Pemda Jabar adalah mereka yang rawan miskin baru. Istilah pak Wapres misbar. Gara-gara yang tadinya normal hidupnya tiba-tiba tidak berpenghasilan,” ujarnya lagi.
Bantuan akan disalurkan kepada hampir satu juta kepala keluarga, berdasarkan perhitungan tim ekonomi Universitas Padjadjaran dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar.
Penyaluran bantuan senilai 5 triliun itu akan dilakukan mulai pekan depan, ujar Emil. Namun teknis pembagiannya masih belum diputuskan.
“Hari ini baru kesepakatan (dengan DPRD) dari segi anggaran. Terus satu hari ini akan dicari di mana angka triliun itu, dan teknisnya akan dibahas. Sehingga minggu depan sudah akan jelas teknis pembagiannya seperti apa,” tambah Emil lagi.
Dia meminta pemda 27 kabupaten kota menambah nilai bantuan sesuai kemampuan masing-masing daerah.
Bantuan ini, ujar Emil, akan diberikan selama dua bulan, dan diperpanjang dua bulan lagi jika ekonomi belum pulih.
Pemda Siapkan Proyek 13 Triliun untuk Padat Karya
Tahap selanjutnya, pemerintah akan menggelontorkan sejumlah proyek untuk menyerap tenaga kerja. Total proyek ini senilai 13 triliun Rupiah.
“Proyek-proyek dibikin menjadi padat karya. Sehingga warga yang tiba-tiba jadi pengangguran, setelah tanggap darurat akan dipekerjakan di proyek-proyek pemerintah,” jelasnya.
Dia mengatakan, pemda juga akan mewajibkan sektor swasta menerapkan pola padat karya. Stimulus ini akan didanai dari berbagai pos anggaran, seperti menghemat perjalanan dinas dan menggeser dana desa.
“Kita fokuskan anggaran proyek yang tidak signifikan, atau tidak berhubungan langsung dengan rakyat. Kemudian percepatan subsidi-subsidi juga akan kita lakukan,” tutupnya.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat sebelumnya memproyeksikan perekonomian Jabar tahun ini berada pada rentang 4,6 hingga 5,1 persen. Namun, akibat wabah COVID-19, ekonomi triwulan I 2020 bisa melemah ke 3,7 hingga 4,1 persen.
Sementara itu Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar melaporkan, tingkat okupansi hotel dan restoran turun sejak Februari, sejumlah 25-50 persen okupansi dan penurunan harga 10-15 persen. [rt/ab]