Perekonomian Amerika anjlok 4,8 persen dalam kuartal pertama tahun ini karena pandemi virus corona telah membekukan sebagian besar industri di Amerika, dan bidang pekerjaan kerah putih mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari satu dasawarsa, kata Departemen Perdagangan Amerika hari Rabu (29/4).
Tahun lalu pertumbuhan ekonomi Amerika pada kuartal yang sama naik 3,1 persen.
Dampak buruk itu terjadi dalam tiga minggu terakhir bulan Maret. Pandemi Covid-19 telah memaksa penutupan pabrik-pabrik besar yang punya ribuan pekerja, kantor-kantor dan bisnis eceran kecil di banyak kota besar dan kecil.
Tapi dampak ekonomi yang sesungguhnya baru akan diketahui tiga bulan lagi, ketika angka-angka statisitik kuartal kedua diumumkan, karena akibat pengangguran buruh dan pegawai baru terjadi bulan April ini. Sedikitnya 26 juta pekerja Amerika telah kehilangan pekerjaan dan kini mereka sedang antri minta tunjangan pengangguran dari pemerintah.
Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan laporan tentang produk kotor nasional Amerika menunjukkan adanya kelemahan dalam perekonomian, ”tapi masih sesuai dengan perkiraan,” karena adanya pandemi virus corona itu.
Ross menambahkan, bantuan keuangan besar-besaran yang dikeluarkan pemerintah dengan persetujuan Kongres dan Presiden Donald Trump telah membentuk “dasar-dasar kuat bagi pulihnya perekonomian dengan cepat dan kuat.”
“Apabila (pandemi ini) telah berakhir nanti, Amerika akan menjadi negara yang lebih kuat dan lebih sehat,” tambahnya.
Anjloknya perekonomian pada kuartal pertama itu adalah yang terbesar sejak krisis ekonomi tahun 2007-2008. Pakar-pakar ekonomi memperkirakan, penurunan perkonomian pada kuartal kedua nanti mungkin akan mencapai 30 persen.
Bank Sentral Amerika yang telah memangkas tingkat sukubunga sampai hamper nol persen, mengadakan pertemuan di Washington hari Rabu untuk membahas masalah ekonomi ini. [ii/jm]