Data ekonomi baru menunjukkan Jepang sedang menikmati pertumbuhan ekspor yang kuat sebelum dilanda oleh gempa-bumi dan tsunami tanggal 11 Maret. Bencana alam tersebut kemungkinan akan mempersingkat masa pertumbuhan.
Data perdagangan bulan Februari, yang dikeluarkan hari Kamis, menunjukkan ekspor meningkat 9 persen bulan tersebut yang mencapai 69 milyar dolar. Kementerian keuangan Jepang menyebut pertumbuhan ekspor itu disebabkan peningkatan permintaan di seluruh Asia, di mana ekspor Jepang meningkat sebesar 12 persen. Ekspor Jepang ke Tiongkok meningkat 29 persen.
Peningkatan laju pertumbuhan itu diperkirakan akan dihentikan oleh gempa-bumi dan tsunami yang telah menghancurkan jalan dan rel kereta api dan memperlamban pabrik di seluruh Jepang karena pabrik-pabrik tidak dapat memperoleh suku-cadang.
Beberapa negara telah mengumumkan larangan atau pembatasan terhadap impor hasil pertanian dari Jepang setelah radiasi ditemukan pada sayur-mayur yang ditanikan dekat pembangkit nuklir yang rusak.
Pemerintah mengatakan hari Rabu jumlah kerugian yang diakibatkan kedua bencana itu dapat mencapai sampai sebesar 309 milyar dolar.