Tiongkok mengatakan ekspornya membubung hampir 50 persen pada bulan Mei, sebuah indikasi bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia ini, sedang pulih dengan cepat dari resesi global.
Badan Bea Cukai pemerintah Tiongkok mengatakan ekspor mencapai 131,7 milyar dolar AS bulan lalu. Ini meningkat 48,5 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor berjumlah 112,2 milyar dolar, meningkat 48,3 persen.
Peningkatan dalam ekspor dan impor menghasilkan surplus perdagangan 19,53 milyar dolar. Data perdagangan yang kuat dari bulan Mei, menunjukan ekonomi Tiongkok belum menghadapi risiko meningkatnya krisis utang negara-negara Eropa. Tetapi, krisis ini kemungkinan akan meningkatkan tekanan terhadap Beijing untuk melonggarkan pembatasan atas yuan.
Tiongkok telah dengan ketat mengaitkan yuan dengan dolar Amerika sejak tahun 2008, tindakan yang telah membuat barang buatan Tiongkok lebih murah di pasar dunia. Para anggota Kongres dan perusahaan Amerika mengatakan ini memberi Tiongkok kelebihan yang tidak adil dalam perdagangan.
