Tautan-tautan Akses

Empat Tewas dalam Ledakan di Bekas Pangkalan Paramiliter Irak 


Seorang tentara berjaga di pintu masuk unit gawat darurat di sebuah rumah sakit di Hilla, provinsi Babylon, Irak, pada 20 April 2024, menyusul ledakan di pangkalan militer Irak di wilayah tersebut. (Foto: AFP/Karar Jabbar)
Seorang tentara berjaga di pintu masuk unit gawat darurat di sebuah rumah sakit di Hilla, provinsi Babylon, Irak, pada 20 April 2024, menyusul ledakan di pangkalan militer Irak di wilayah tersebut. (Foto: AFP/Karar Jabbar)

Setidaknya empat orang tewas dan sejumlah orang lainnya terluka dalam sebuah ledakan di pangkalan yang dulu dimiliki oleh kelompok paramiliter di provinsi Babylon, di selatahn Baghdad, ungkap sumber keamanan dan seorang pejabat pro Iran pada Selasa (30/7).

"Korban tewas telah meningkat menjadi empat orang, yang merupakan anggota kelompok Hashed," kata pejabat dari aliansi Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter pro-Iran yang kini telah terintegrasi dengan tentara pemerintah.

Pejabat tersebut mengatakan ledakan itu disebabkan oleh sebuah "serangan udara di mana empat atau lima misil menghantam pangkalan itu."

Pada 18 Juli, sebuah ledakan menghantam gudang “logistik” milik Hashed di selatan Baghdad, dan pada April lalu, satu orang tewas dan delapan orang terluka dalam sebuah ledakan di pangkalan militer yang menampung kelompok Hashed di provinsi Babilon.

Hashed al-Shaabi merupakan bagian integral dari aparat keamanan Irak di bawah kekuasaan perdana menteri.

Hashed mencakup beberapa kelompok pro-Iran yang telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan negara tetangganya, Suriah.

Sementara itu, pasukan Amerika Serikat sendiri mengatakan pihaknya melakukan serangan udara “defensif” terhadap para kombatan yang berupaya menerbangkan drone yang dianggap sebagai ancaman bagi pasukan AS dan sekutunya, kata seorang pejabat AS merujuk pada ledakan di pangkalan tersebut.

Serangan itu, yang menurut sumber-sumber di Irak menewaskan sedikitnya empat orang, adalah yang pertama dilakukan pasukan Amerika Serikat di Irak, sejak Februari. Ketika itu, militer AS mengatakan telah menewaskan seorang komandan pro-Iran yang terlibat dalam serangan terhadap pasukan Irak.

“Malam ini, pasukan AS di Irak melakukan serangan udara defensif” di provinsi Babylon “yang menargetkan para kombatan yang berupaya menerbangkan sistem serang drone satu arah,” kata pejabat pertahanan AS yang tidak mau disebutkan namanya, seraya menambahkan bahwa Komando Pusat menilai drone itu “menimbulkan ancaman bagi pasukan AS dan koalisinya.”

Ada dua serangan baru-baru ini yang menargetkan pasukan AS dan sekutunya di Irak.

Beberapa roket diluncurkan ke pangkalan Ain al-Assad pekan lalu, yang menjadi pangkalan pasukan koalisi pimpinan AS melawan kelompok jihadis ISIS, kata para pejabat.

Dan pada 16 Juli, dua drone diluncurkan ke fasilitas yang sama, salah satunya “berhasil dihancurkan” sementara yang lain menghantam pangkalan, menyebabkan “kerusakan minimal,” menurut Pentagon.

Hashed al-Shaabi berulang kali telah disasar dalam sejumlah serangan yang dilancarkan oleh pasukan AS.

Selama lebih dari tiga bulan, di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah akibat perang di Gaza, pasukan AS di wilayah tersebut telah menjadi target serangan dengan menggunakan roket dan drone lebih dari 175 kali. Mayoritas serangan berlangsung di Irak dan Suriah. [ns/uh/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG