Israel pada hari Minggu (1/9) mengatakan telah menemukan jasad enam orang sandera di Gaza, termasuk seorang pemuda Amerika keturunan Israel, yang menjadi salah satu sandera paling dikenal, karena orang tuanya telah bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia dan mendesak pembebasannya, termasuk saat berbicara di Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago bulan lalu.
Militer Israel mengatakan, keenam sandera tewas sesaat sebelum upaya penyelamatan oleh pasukan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam “pembunuhan mengerikan dan berdarah dingin” oleh Hamas terhadap keenam sandera. Ia juga menuduh kelompok itu menggagalkan upaya gencatan senjata yang sedang berlangsung.
“Pada saat yang sama, kelompok itu membunuh enam sandera kami. Siapa pun yang membunuh sandera tidak menginginkan kesepakatan,” ujar Netanyahu.
Penemuan keenam jasad itu memicu seruan unjuk rasa menentang Netanyahu, yang disalahkan oleh banyak keluarga sandera dan sebagian besar masyarakat Israel karena gagal memulangkan mereka hidup-hidup melalui kesepakatan dengan Hamas untuk mengakhiri perang selama 10 bulan terakhir.
Ribuan di antaranya berdemo di luar kantor Netanyahu di Yerusalem hari Minggu.
Sebuah forum keluarga para sandera menuntut “penghentian (operasional) negara sepenuhnya” untuk mendorong penerapan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Serikat pekerja terbesar di Israel, The Histadrut, yang mewakili sekitar 800.000 pekerja di bidang layanan kesehatan, transportasi dan perbankan, juga menyerukan mogok kerja mulai hari Senin. Tujuannya, untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintah demi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Amos, salah seorang pengunjuk rasa di Yerusalem, mengatakan, “Setiap warga negara di seluruh dunia – seperti saya, warga negara biasa – turun ke jalan dan berteriak, ‘Kita bisa menyelamatkan orang-orang, kita bisa menyelamatkan nyawa manusia lain, dari semua sisi, kita bisa menyelamatkan mereka.’”
Negosiasi kesepakatan itu telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Pada Sabtu (31/8), Presiden AS Joe Biden memberi isyarat kemungkinan tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Biden menyatakan bahwa “kita hampir mencapai kesepakatan” kepada wartawan di Pantai Rehoboth, Delaware.
“Masih optimistis, karena para pemimpin kedua pihak telah memimpin… bertemu di Mesir. Perwakilan kami terus bertemu dan kami rasa kami telah mencapai kesepakatan. Mereka semua mengatakan bahwa mereka setuju dengan prinsip-prinsip yang ada. Jadi, doakan saja,” kata Biden.
Militan Hamas menculik Hersh Goldberg-Polin, 23 tahun, dan empat dari lima sandera lainnya di sebuah festival musik di Israel Selatan, dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, yang memicu kembali perang di Gaza.
Warga asli Berkeley, California itu kehilangan lengan kirinya akibat ledakan granat pada serangan tersebut.
Pada bulan April, sebuah video yang dirilis Hamas memperlihatkannya tanpa lengan kiri dan jelas berbicara di bawah tekanan, sehingga memicu gelombang protes baru di Israel untuk mendesak pemerintah melakukan lebih banyak hal demi membebaskan ia dan sandera lainnya.
Selain Goldberg-Polin, militer Israel mengidentifikasi Ori Danino (25 tahun), Eden Yerushalmi (24 tahun), Almog Sarusi (27 tahun) dan Alexander Lobanov (33 tahun) sebagai sandera yang tewas, yang sebelumnya diculik dari festival musik Nova.
Sementara Carmel Gat (40 tahun), diidentifikasi sebagai korban tewas, yang sebelumnya diculik dari komunitas perkebunan Be’eri di dekat Gaza.
Pihak militer menyatakan bahwa jasad keenamnya ditemukan di sebuah terowongan di Kota Rafah, Gaza selatan, sekitar satu kilometer dari lokasi sandera lain, Qaid Farhan Alkadi (52 tahun), yang diselamatkan pekan lalu. [rd/ab]
Forum