JAKARTA —
Beberapa jam menjelang pergantian tahun, sebuah baku tembak antara anggota Detasemen Khusus 88 Anti-teror Kepolisian Republik Indonesia dengan kelompok terduga teroris di Tangerang Selatan, Banten, mengakibatkan enam terduga teroris tewas, sementara satu orang lainnya ditangkap.
Baku tembak selama sembilan jam di sebuah rumah kontrakan di Jl. KH Dewantoro, Kampung Sawah, Ciputat, tersebut baru berakhir menjelang subuh, Rabu (1/1).
Informasi intelijen yang dikumpulkan dari penangkapan-penangkapan sebelumnya mengarah pada penggerebekan ini, yang merupakan bagian investigasi untuk teror bom Vihara Ekayasa dan penembakan polisi, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jendral Boy Rafli Amar.
“Dapat kita pastikan ya, bahwa kelompok ini kelompok yang melakukan aksi-aksi (penembakan polisi dan teror bom Vihara Ekayana) itu. Jadi proses olah tempat kejadian perkara sedang berjalan. Awal pengungkapan ini berawal dari penangkapan terhadap seseorang yang telah diawasi sebelumnya,” ujar Boy.
Boy mengatakan para terduga teroris yang tewas telah menolak menyerah dan menembakkan peluru serta melemparkan bom rakitan ke arah pasukan keamanan, melukai seorang polisi di kakinya.
Di rumah kontrakan tersebut, polisi menemukan sembilan senjata api, lima sepeda motor dan satu bom jenis pipa.
Boy menjelaskan, kelompok ini diduga juga terlibat perampokan toko emas Tambora dan penembakan beberapa anggota polisi hingga tewas.
Kelompok teroris yang digerebek di Tangerang ini diduga merupakan jaringan penembak polisi antara Juli-September 2013.
Boy menambahkan, para terduga teroris ini masuk dalam kelompok Abu Roban, yang diduga sedang menyiapkan serangan terhadap pemilihan umum 2014. Terduga teroris Tangerang Selatan ini diduga juga terkait kelompok teroris Badri yang lebih dulu ditangkap di Solo, yang yang tergabung dalam jaringan Poso.
Sebelumnya, pada Selasa siang, tim Gabungan Densus 88 menangkap buronan bom Beji berinisial A alias S di depan sebuah warnet di Banyumas. A diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror, diantaranya pelaku peletakkan bom di Vihara Ekayana, pelaku perampokan bank BRI Panongan dan peletakan bom di warteg Panongan, perencana penembakan anggota polisi di Pondok Aren, dan pengeroyokan dua orang polisi di Jonggol.
Baku tembak selama sembilan jam di sebuah rumah kontrakan di Jl. KH Dewantoro, Kampung Sawah, Ciputat, tersebut baru berakhir menjelang subuh, Rabu (1/1).
Informasi intelijen yang dikumpulkan dari penangkapan-penangkapan sebelumnya mengarah pada penggerebekan ini, yang merupakan bagian investigasi untuk teror bom Vihara Ekayasa dan penembakan polisi, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jendral Boy Rafli Amar.
“Dapat kita pastikan ya, bahwa kelompok ini kelompok yang melakukan aksi-aksi (penembakan polisi dan teror bom Vihara Ekayana) itu. Jadi proses olah tempat kejadian perkara sedang berjalan. Awal pengungkapan ini berawal dari penangkapan terhadap seseorang yang telah diawasi sebelumnya,” ujar Boy.
Boy mengatakan para terduga teroris yang tewas telah menolak menyerah dan menembakkan peluru serta melemparkan bom rakitan ke arah pasukan keamanan, melukai seorang polisi di kakinya.
Di rumah kontrakan tersebut, polisi menemukan sembilan senjata api, lima sepeda motor dan satu bom jenis pipa.
Boy menjelaskan, kelompok ini diduga juga terlibat perampokan toko emas Tambora dan penembakan beberapa anggota polisi hingga tewas.
Kelompok teroris yang digerebek di Tangerang ini diduga merupakan jaringan penembak polisi antara Juli-September 2013.
Boy menambahkan, para terduga teroris ini masuk dalam kelompok Abu Roban, yang diduga sedang menyiapkan serangan terhadap pemilihan umum 2014. Terduga teroris Tangerang Selatan ini diduga juga terkait kelompok teroris Badri yang lebih dulu ditangkap di Solo, yang yang tergabung dalam jaringan Poso.
Sebelumnya, pada Selasa siang, tim Gabungan Densus 88 menangkap buronan bom Beji berinisial A alias S di depan sebuah warnet di Banyumas. A diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror, diantaranya pelaku peletakkan bom di Vihara Ekayana, pelaku perampokan bank BRI Panongan dan peletakan bom di warteg Panongan, perencana penembakan anggota polisi di Pondok Aren, dan pengeroyokan dua orang polisi di Jonggol.