Presiden Tayyip Erdogan, Jumat (15/1) menyatakan harapannya pada langkah-langkah positif yang akan diambil oleh pemerintah AS terkait peran Turki dalam program jet F-35 ketika Presiden terpilih Joe Biden mulai menjabat. Erdogan menggambarkan langkah Washington untuk mengeluarkan Ankara dari program jet F-35 Amerika, karena Turki membeli alat-alat pertahanan Rusia, sebagai suatu "kesalahan serius".
Desember tahun lalu, Washington memberlakukan sejumlah sanksi yang telah lama diantisipasi terhadap industri pertahanan Turki karena pembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Moskow, sebuah tindakan yang disebut Turki sebagai suatu "kesalahan besar."
Amerika Serikat juga telah mengeluarkan Turki, sesama anggota NATO, dari program pesawat tempur F-35 karena tindakan tersebut.
Washington menyatakan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia itu menimbulkan ancaman bagi jet tempur F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas. Turki menyangkal hal tersebut, dengan menjelaskan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam NATO. Ankara menambahkan bahwa pembelian S-400 Rusia itu merupakan suatu keharusan, karena mereka tidak dapat memperoleh sistem pertahanan udara dari sekutu NATO mana pun dengan persyaratan yang memuaskan.
"Tidak ada negara yang dapat menentukan langkah-langkah yang akan diambil menuju industri pertahanan, itu sepenuhnya tergantung pada keputusan yang kita buat," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul sekaligus menambahkan bahwa Ankara sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan pengiriman kedua S-400 dari Rusia dan akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia terkait masalah itu akhir bulan Januari.
“Harapan saya, setelah mengadakan pembicaraan dengan Biden ketika ia menjabat, kita akan mengambil langkah yang lebih positif dan mengembalikan (program jet F-35 dengan Turki) ke jalur yang benar,” ujar Erdogan. [mg/pp]