Perselisihan itu terjadi selagi ketegangan muncul lagi antara dua sekutu NATO itu terkait pertempuran melawan ISIS. Turki dan Amerika bisa bentrok karena milisi Kurdi Suriah atau YPG.
Juru bicara departemen LN Amerika John Kirby awal minggu ini memuji YPG dengan mengatakan milisi itu terbukti berpengalaman memerangi ISIS dan Amerika akan terus bekerja sama dengan kelompok itu.
Presiden Erdogan hari Kamis (24/9) mengecam komentar-komentar itu. Erdogan yakin Amerika akan meninjau kembali apa yang disebutnya “pandangan keliru ini”. Erdogan mengatakan Turki memandang ISIS sebagai organisasi teroris demikian juga YPG dan PKK.
YPG adalah perpanjangan tangan militer kelompok politik PYD yang berbasis di Suriah yang dimasa lalu terkait dengan PKK. PKK utamanya yang berbasis di Turki telah memerangi pasukan keamanan Turki untuk mendapat hak-hak kelompok minoritas yang lebih besar. Amerika seperti Turki dan Uni Eropa menganggap PKK sebagai kelompok teror, penetapan yang tidak dikenakan terhadap YPG.
Bulan ini seorang diplomat senior Turki menegaskan bahwa jet-jet Amerika yang beroperasi dari pangkalan udara Incirlik di Turki dilarang membantu YPG dalam perangnya melawan ISIS.
Kolumnis politik Semih Idiz dari harian Cumhurriyet dan situs Al Monitor di Turki mengatakan larangan-larangan semacam itu secara efektif menghancurkan harapan Amerika akan peran strategis pangkalan udara itu melawan ISIS.
"Ada rasa frustrasi di pihak Amerika dan mungkin merasa ditipu. Incirlik belum berperan besar. Karena serangan-serangan udara saja tidak berhasil, saya kira Amerika tidak ingin kehilangan kemenangan di darat dan itu akan meningkatkan nilai kelompok Kurdi-Suriah di mata Amerika dan negara Barat," ujar Semih Idiz.
Namun, jika Amerika meningkatkan dukungannya bagi milisi Kurdi-Suriah, itu akan makin merenggangkan hubungan dengan sekutunya Turki. Para pengamat mengatakan pernyataan-pernyataan terbaru Amerika menunjukkan ini mungkin dampak yang siap ditanggung Amerika dalam perang melawan ISIS. [my/ii]