Perancis, Jerman, Inggris dan Uni Eropa mengatakan, mereka sangat prihatin dengan langkah Iran yang kembali melakukan aktivitas pengayaan uranium, dan usaha negara itu untuk tidak memenuhi komitmen yang dibuatnya berdasarkan kesepakatan tahun 2015 terkait program nuklir negara itu.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Senin (12/11), para menteri luar negeri negara-negara Eropa mendesak Iran untuk membatalkan langkah-langkah yang diambilnya yang bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kesepakatan yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) – kesepakatan yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi-sanksi.
Iran telah memulai kembali pengayaan uranium di fasilitas nuklir Fordow, melampaui batas tingkat pengayaan dan jumlah cadangan uranium yang diperkaya, sementara juga mengumumkan pengembangan sentrifugal yang lebih canggih. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, langkah-langkah itu dapat dibatalkan jika negara-negara lain penandatangan kesepakatan itu membantu Iran mengatasi sanksi-sanksi AS.
Dalam pernyataan itu, Perancis, Jerman, Inggris dan Uni Eropa mengatakan, mereka telah sepenuhnya memenuhi komitmen mereka dalam kesepakatan itu, termasuk mencabut sanksi-sanksi yang dijatuhkan karena khawatir Iran mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan program nuklirnya semata untuk tujuan damai.
Kesepakatan itu pada awalanya juga melibatkan China, Rusia dan AS. Presiden AS Donald Trump mundur dari kesepakatan itu tahun lalu. [ab/lt]