Perekam data penerbangan pesawat Boeing 737 MAX yang jatuh di Ethiopia dan Indonesia menunjukkan “kemiripan yang jelas”. Demikian kata menteri transportasi Ethiopia, Minggu (17/3) saat pembuat pesawat di Amerika mengumumkan bahwa mereka sedang dalam proses menyelesaikan pembaruan perangkat lunak untuk sistem anti-macetnya.
Menteri Dagmawit Moges mengatakan kepada para wartawan bahwa kotak hitam dari Penerbangan 302 ditemukan “dalam kondisi baik yang memungkinkan kami untuk mengekstrak hampir semua data di dalamnya."
Dia tidak menjelaskan apa persamaannya.
Moges mengatakan bahwa laporan awal mengenai kecelakaan pesawat yang menewaskan 157 orang minggu lalu itu akan dirilis dalam 30 hari.
Sementara itu, tekanan telah meningkat pada Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) tentang keselamatan pesawat jenis itu. Badan itu bersikeras telah mengikuti prosedur standar dalam memberikan sertifikasi untuk model Boeing 737 MAX. Namun, telah muncul laporan-laporan bahwa Departemen Perhubungan sedang menyelidiki prosedur tersebut.
Bahkan sebelum kotak hitam pesawat ditemukan, banyak pihak telah mengamati adanya kemiripan antara kecelakaan Ethiopia Airlines pada 10 Maret dan kecelakaan Lion Air Oktober lalu. Kedua kecelakaan melibatkan pesawat Boeing 737 MAX 8.
Kecelakaan pesawat Ethiopia nomor penerbangan 302 tidak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa ke Nairobi, mendorong Amerika dan lebih dari 30 negara lainnya melarang terbang armada Boeing 737 Max 8. [lt]