Penerbangan yang mengangkut pasien Yaman dari daerah-daerah yang dikuasai pemberontak berlanjut pada Sabtu (8/2/2020). Badan Kesehatan PBB mengatakan pesawat kedua yang membawa 24 pasien lepas landas dari Sanaa, Ibu Kota Yaman menuju Ibu Kota Yordania.
Penerbangan untuk menyelamatkan jiwa yang dimulai 3 Februari itu, dianggap sebagai terobosan kemanusiaan dalam konflik lebih dari 5 tahun di negara termiskin di dunia Arab. Konflik dimulai dengan pengambilalihan Sanaa pada 2014 oleh pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar utara Yaman.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi yang bersekutu dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, telah memerangi Houthi yang didukung Iran sejak 2015. Koalisi yang didukung AS menutup wilayah udara dan mencegah setiap penerbangan dari Sanaa, mulai Agustus 2016.
Kantor berita Associated Press melaporkan November lalu, mengutip kedua belah pihak, bahwa Arab Saudi dan Houthi mengadakan pembicaraan tidak langsung di belakang layar untuk mengakhiri perang yang ditengahi oleh Oman.
Pembicaraan berfokus pada perjanjian sementara, seperti pembukaan kembali bandara internasional utama Yaman di Sanaa, yang ditutup oleh koalisi yang dipimpin Saudi pada tahun 2016. (ps/ )