Facebook, Rabu (13/11), merilis Laporan Penegakan Standar Komunitas (Community Standards Enforcement Report) yang merinci upaya mengatur aplikasi utamanya dan Instagram dari kelompok teroris hingga pornografi anak.
Facebook mengatakan antara April-September telah menghapus lebih dari 3,2 miliar akun palsu, dua kali lipat dibanding lebih dari 1,5 militar akun palsu pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan teknologi raksasa itu juga telah menghapus 11,4 juta bentuk pernyataan bernada kebencian atau hate speech, dibanding 5,4 juta dalam periode enam bulan yang sama pada 2018.
Untuk pertama kalinya Facebook memasukkan Instagram ke dalam laporan itu.
Perusahaan itu menggarisbawahi kemajuan yang telah dibuat dalam mendeteksi eksploitasi seksual dan pornografi anak, serta menghapus lebih dari 1,2 juta konten itu antara April-September ini.
Juru bicara Instagram Stephanie Otway mengatakan kepada VOA, Instagram sebelumnya memiliki cara berbeda untuk mengukur penegakan kebijakan standar komunitas mereka.
“Kami telah menyelaraskan metodologi kami dengan Facebook dan penyelarasan itu membuat kami dapat menunjukkan metrik ini untuk pertama kalinya hari ini,” ujarnya.
Facebook mengatakan dalam dua kuartal terakhir ini telah secara proaktif menghapus hingga 98 persen pesan atau pernyataan yang diketahui sebagai propaganda teroris. Hal ini mencakup organisasi-organisasi teroris seperti ISIS dan Al Qaeda, serta kelompok-kelompok teroris regional yang lebih kecil.
Para petugas penegak hukum prihatin dengan rencana Facebook untuk memberikan privasi lebih besar pada para penggunanya, dengan mengenkripsi layanan pesan perusahaan itu, termasuk Facebook Messenger dan WhatsApp. Hal itu dikhawatirkan akan mengganggu upaya memerangi penganiayaan anak.
Bulan lalu Direktur FBI Christopher Wray mengatakan perubahan-perubahan itu akan menjadikan platform media sosial itu sebagai “mimpi yang jadi kenyataan bagi predator dan pornografi anak.”
Facebook menegaskan kebijakan resmi tentang pornografi anak adalah menghapus konten tersebut “apapun konteks atau motivasi individu yang bersangkutan ketika mengunggahnya.”
Pesan-pesan yang melanggar kebijakan Facebook dihapus sebelum dilihat banyak orang. Facebook memperkirakan untuk setiap sepuluh ribu pesan di Facebook dan Instagram, hanya empat yang mengandung hal-hal yang melanggar kebijakannya.
Deteksi proaktif terhadap konten yang melanggar lebih rendah di semua kategori di Instagram dibanding di aplikasi utama Facebook.
Aplikasi Facebook memiliki miliaran pengguna di seluruh dunia, yang menggunakan aplikasi itu setidaknya satu kali sehari. [em/ft]