Sebuah laporan PBB memperingatkan, Yaman sedang menghadapi kelaparan masal yang kronis, dan menyebutnya sebagai “krisis yang terlupakan”.
Negara termiskin di Timur Tengah itu, mungkin di ambang kelaparan, sementara menghadapi pemboman dan blokade dari koalisi pimpinan Arab Saudi.
Lebih dari setengah jumlah penduduk Yaman, atau sekitar 14,4 juta orang, terancam kekurangan pangan, kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO dalam laporannya.
Menurut badan PBB itu, jumlah orang yang terancam kekurangan pangan itu naik 12 persen sejak Juni.
Kekurangan bahan bakar dan pembatasan impor telah mengurangi tersedianya komoditas pangan pokok serta menyebabkan harga pangan dan bahan bakar melambung, sejak konflik meningkat Maret 2015.
Organisasi kemanusiaan telah berulang kali memperingatkan bahwa 80 persen penduduk Yaman sangat membutuhkan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar. PBB menyebut Yaman sedang menghadapi "bencana kemanusiaan."
Konflik di Yaman telah meningkat sejak Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi terpaksa meninggalkan negara itu setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut ibukota Sana'a pada bulan Januari 2015. Dia telah kembali ke negaranya, tetapi terpaksa memimpin kota pelabuhan Aden. [ps/jm]