Konflik antara Arab Saudi dan Iran yang memanas, membuat Indonesia merasa berkepentingan untuk turut andil dalam menyelesaikan masalah tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahkan baru-baru ini bertandang ke Iran untuk bertemu dengan Presiden Iran Hasan Rouhani.
Selain menyampaikan surat Presiden Joko Widodo tentang keprihatinan Indonesia atas peristiwa yang terjadi antara Saudi dan Iran, Menlu Indonesia juga menyampaikan kesiapannya untuk membantu kedua negara menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam pertemuan itu, Presiden Iran sependapat dengan Indonesia agar kedua negara menahan diri dan mencegah meningkatkan eskalasi di kawasan tersebut.
Rencananya, 18 Januari mendatang, Menlu Retno baru akan bertemu dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz di Riyad, Arab Saudi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir dalam jumpa pers di kantornya, Kamis mengatakan Indonesia yakin dapat membantu menyelesaikan masalah yang terjadi antara kedua negara tersebut.
Menurutnya Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikan konflik yang terjadi baik yang ada di dalam negeri maupun membantu menyelesaikan konflik antar negara yang terjadi seperti konflik antara Kamboja dan Thailand. Ini kata Arrmanatha merupakan modal Indonesia.
Dia belum mau mengungkapkan bentuk konkrit solusi yang ditawarkan kepada kedua negara itu, tetapi yang terpenting menurut Arrmanatha, Indonesia selalu menggunakan diplomasi dalam menyelesaikan setiap masalah.
Arrmanatha mengatakan, "Kita yakin dan kita mengajak kedua negara bahwa diplomasi solusi dari masalah ini. Kita melakukan diplomasi itu jalan keluarnya. Kita kan kaya akan pengalaman, nah itu yang akan kita share."
Lebih lanjut Arrmanatha Nasir menjelaskan alasan mengapa Indonesia menaruh perhatian atas konflik yang terjadi antara Iran dan Arab Saudi.
"Kita lihat bahwa dua negara islam memiliki masalah ini tentunya akan berdampak kepada kita secara langsung. Gampangnya,ada berapa juta wni yang ada di timteng, yang langsung berdampak kita. Berapa banyak wni yang melakukan umroh dan lain sebagainya ke arab Saudi. Jadi kita berkepentingan secara langsung untuk menjaga stabilitas di kawasan tersebut," tambahnya.
Indonesia tambah Arrmanatha terus mendorong Islam yang membawa rahmat bagi semua. Dan Indonesia lanjutnya berkeinginan antara demokrasi dan Islam berjalan beriringan.
Juru bicara Islamic Human Rights Alliance (IHRA) Abdurrahman mendesak agar pemerintah benar-benar melakukan langkah diplomatik yang tegas untuk menyelesaikan masalah antara Arab Saudi dan Iran, yang keduanya sahabat Indonesia.
"Karena kita kampiun demokrasi. Kita negara terbesar demokrasi ketiga. Kita juga kampiun HAM di Asia Tenggara bahkan posisi kita (Indonesia) lebih tinggi HAM nya, nah kita menuntut pemerintah mengambil langkah diplomatik yang tegas," katanya.
Hubungan Arab Saudi dan Iran memanas setelah pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati 47 orang, termasuk diantaranya ulama Syiah terkemuka Syeikh Muhammad Nimr Bagir al Nimr, yang dikenal sangat vokal memperjuangkan keadilan bagi seluruh rakyat Arab Saudi dan kerap mengecam keluarga kerajaan Arab Saudi yang berkuasa.
Pasca eksekusi mati terhadap ulama Syiah itu, Kedutaan Arab Saudi di Teheran langsung dibakar oleh pengunjuk rasa sebagai bentuk protes. Atas kejadian itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran termasuk soal perdagangan dan jalur penerbangan. Arab Saudi juga menghancurkan Kedutaan Besar Iran di Yaman lewat serangan udara. Iran membalas tindakan itu dengan melarang semua impor dari Arab Saudi. [fw/em]