Polisi setempat dan FBI terus mencari laki-laki kulit putih yang menembak seorang laki-laki Sikh, setelah penembak itu mengatakan kepadanya, “Kembali ke negaramu sendiri!” di pinggiran kota Seattle, negara bagian Washington hari Jumat (3/3).
Korban penembakan sudah keluar dari rumah sakit hari Minggu (5/3), namun ingin namanya dirahasiakan dan tidak membuat pernyataan publik apapun, setelah ia ditembak di halaman rumahnya sendiri di kota Kent.
Meski demikian warga Sikh setempat segera berkumpul pada akhir pekan untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman mengenai komunitas mereka. Komunitas kota Kent yang lebih luas juga sudah menyampaikan solidaritas mereka.
“Kami mendapat banyak penghargaan, kasih, dan dukungan yang luar biasa dari komunitas. Setiap orang berkampanye di belakang kami,” kata Satwinder Kaur seorang warga Sikh, calon dewan kota Kent, dan penduduk setempat yang lama di Kent kepada VOA.
“Warga ketakutan, tapi kami tidak akan membiarkan kejahatan ini mematahkan kita. Kita akan terus mendidik warga. Kami akan berbicara mengenai kebudayaan dan komunitas kami,” katanya sementara bersiap untuk menuju kuil Sikh setempat untuk berbicara mengenai program jangkauan komunitas mendatang.
Kota Kent yang menurut data sensus tahun 2015 berpenduduk 125 ribu orang, sekitar 15% warganya keturunan Asia termasuk Asia Selatan. Kent terletak di sebelah selatan Seattle, negara bagian Washington yang mendukung keberagaman. Murid sekolah-sekolah distrik itu berbicara dengan 138 bahasa yang berbeda.
Penembakan laki-laki Sikh di Kent itu terjadi hanya satu minggu setelah seorang warga Amerika keturunan India ditembak mati di kota Kansas. Insinyur India, Srinivas Kuchibhotla, usia 32 tewas akibat cedera yang dialaminya ketika seorang laki-laki diduga melepaskan tembakan di bar yang ramai di pinggiran Kansas, Rabu lalu. Seorang warga India dan Amerika yang mencoba melerai, mengalami cedera dalam insiden itu. [my/al]