Pembunuhan warga India itu sedang diselidiki polisi di Amerika sebagai kemungkinan tindak kejahatan berdasar kebencian.
Insiden itu dilaporkan luas oleh media India dan mendapat reaksi kuat dalam media sosial. Puluhan ribu warga India belajar dan bekerja di Amerika dan banyak yang mengatakan khawatir akan apa yang mereka anggap sebagai retorika anti-imigran yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Trump.
Namun, banyak warga India yang muda dan orang-orang Amerika keturunan India yang tinggal di India menunjukkan sikap yang tidak jelas.
“Perasaan saya sebagian menginginkan pulang ke Amerika supaya bisa ikut dalam aksi protes dan tindakan-tindakan menuntut perdamaian, tapi bagian lain diri saya takut melihat apa yang kira-kira akan terjadi pada saya kalau saya kembali ke Amerika,” kata Yasin Khan, warga Amerika keturunan India yang kini tinggal di Darjeeling, India.
Srinivas Kuchibhotla yang berusia 32 tahun tewas karena luka-luka tembak yang dideritanya ketika seorang laki-laki melepaskan tembakan di sebuah bar yang sedang ramai dikunjungi orang di pinggiran kota Kansas hari Rabu (22/2). Seorang warga India dan seorang Amerika yang berusaha mencegah penembakan lebih lanjut, menderita luka-luka dalam insiden itu.
Harian Kansas City Star mengutip seorang saksi mata yang mengatakan, penembak itu berteriak, “Keluar dari negeri saya!”, sebelum melepaskan tembakan ke arah orang-orang India yang sedang berada di dalam bar itu.
Adam Purinton, 51 tahun ditangkap polisi beberapa jam setelah insiden penembakan dan dituduh melakukan pembunuhan dan usaha pembunuhan korban lainnya.
Menteri Luar Negeri India sushma Swaraj mengatakan “sangat terkejut" mendengar Srinivas Kuchibhotla tewas ditembak di Kansas. [ii]