The Royal Football Federation (RFEF) – federasi sepak bola Spanyol – akan melangsungkan pertemuan darurat hari Senin (28/8) setelah presiden badan itu, Luis Rubiales, dikenai skorsing oleh FIFA dan menuai badai kecaman sengit karena mencium seorang pemain di bibir setelah kemenangan Spanyol di Piala Dunia Perempuan.
Rubiales dengan tegas menolak untuk mengundurkan diri atas insiden dengan pesepakbola Jenni Hermoso pada hari Minggu lalu (20/8) di Sydney, dengan mengatakan bahwa ciuman tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.
Para pemain dan beberapa pelatih di tim sepak bola perempuan itu menuntutnya untuk mengundurkan diri. Hal senada diisyaratkan pemerintah Spanyol.
Juru bicara RFEF hari Minggu (27/8) mengatakan The Royal Football Federation telah memanggil federasi-federasi regional untuk mengadakan pertemuan "luar biasa dan mendesak" pada hari Senin "untuk mengkaji situasi yang dihadapi federasi itu" setelah skorsing terhadap Rubiales.
FIFA Jatuhkan Sanksi terhadap Rubiales
Badan sepak bola dunia FIFA Kamis lalu (24/8) membuka proses pengenaan sanksi terhadap Rubiales dan pada hari Sabtu (26/8) mengumumkan bahwa Rubiales diskors selama tiga bulan dari sepak bola nasional dan internasional sambil menunggu penyelidikan.
Rubiales, 46 tahun, mengatakan akan menggunakan penyelidikan FIFA untuk menunjukkan bahwa ia tidak bersalah.
Jenni Hermoso: Keluarga & Sahabat Saya Ikut Ditekan
Jenni Hermoso, yang mengatakan bahwa ia tidak menyetujui ciuman tersebut dan merasa "rentan dan menjadi korban dari sebuah serangan," telah mendapat dukungan tidak hanya dari para pemain sepak bola tetapi
juga dari masyarakat luas. Lewat X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, Hermoso mencuit bagaimana RFEF tidak saja menekan dirinya, tetapi juga keluarga dan teman-temannya agar memberi pernyataan yang dapat menjustifikasi ciuman Rubiales.
Hermoso hadir di antara para penonton di final Women’s Cup antara Atletico Madrid dan Milan pada Sabtu malam, disambut tepuk tangan meriah dari para penonton. Para pemain di pertandingan tersebut memegang spanduk bertuliskan: "Kami Bersama Anda Jennifer Hermoso."
Kelompok Feminis Spanyol Turun ke Jalan
Kehebohan atas ciuman tersebut terjadi di negara di mana puluhan ribu perempuan dalam beberapa tahun terakhir ini ikut turun ke jalan untuk memprotes pelecehan dan kekerasan seksual.
Kelompok-kelompok feminis Senin lalu (21/8) telah mengadakan demonstrasi di Madrid yang bertajuk "With You Jenni" untuk mendukung sang pemain. Demonstrasi serupa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok feminis di Madrid, Santander dan Logrono pada hari Sabtu yang menuntut pengunduran diri Rubiales.
Seluruh 23 pemain timnas Spanyol yang memenangkan Piala Dunia Perempuan, termasuk Hermoso, serta puluhan anggota timnas lainnya, pada hari Jumat (25/8) mengatakan mereka tidak akan bermain dalam pertandingan internasional selama Rubiales masih menjabat sebagai ketua federasi.
Sebelas anggota staf pelatih tim nasional perempuan Sabtu lalu mengajukan pengunduran diri kepada RFEF dalam sebuah pernyataan yang mendukung Hermoso dan mengutuk Rubiales.
Pemerintah Spanyol Beri Isyarat Agar Rubiales Mundur
Pemerintah Spanyol tidak dapat memecat Rubiales, namun mengecam keras tindakannya. Penjabat Perdana Menteri Pedro Sanchez menyebut tindakan Rubiales itu tidak dapat diterima, dan bahwa permohonan maaf saja tidak cukup.
Pemerintah Spanyol pada Jumat lalu (25/8) mengatakan mereka berusaha untuk menskorsnya melalui prosedur hukum di hadapan pengadilan olahraga.
Victor Francos, Kepala Dewan Olahraga Nasional – yang dikelola negara – menyebut insiden tersebut sebagai momen #MeToo bagi Spanyol. Namun ia mengatakan skandal itu tidak akan merusak upaya Spanyol – bersama Portugal dan Maroko – untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. [em/ka]
Forum