ROTTERDAM —
Petenis nomor dua dunia Roger Federer mendesak diberlakukannya paspor biologis dalam olahraga tenis, serupa dengan yang dipakai dalam olahraga sepeda, untuk mendeteksi kemungkinan pemakaian doping.
“Paspor darah diperlukan karena beberapa senyawa tidak dapat dideteksi segera namun butuh waktu menemukannya. Risiko penemuan itu dapat membuat pelaku kecurangan takut,” ujar pemain asal Swiss berusia 31 tahun tersebut dalam pembukaan World Indoor Tournament, atau turnamen tenis dalam ruangan di Rotterdam.
“Tapi harus ada lebih banyak tes darah dan pengawasan di luar kompetisi pada tenis,” tambahnya.
Menurut data pada laman Federasi Tenis Internasional (www.itftennis.com), badan yang mengurus olahraga ini hanya melakukan 21 tes darah di luar kompetisi untuk permainan profesional pada 2011.
Sementara itu, badan administrasi olahraga sepeda UCI melaksanakan lebih dari 3.314 tes darah di luar kompetisi pada tahun yang sama.
UCI memperkenalkan paspor biologis pada 2008 untuk melacak adanya perubahan dalam darah pebalap yang dapat dibandingkan dengan profil awal, sehingga bisa dilihat apakah atlet tersebut mengkonsumsi senyawa ilegal.
“Saya tidak mendapat tes darah setelah turnamen Australia Terbuka dan saya telah memberitahu pihak berwenang di sana bahwa hal itu sangat mengejutkan untuk saya,” ujar Federer, yang dikalahkan oleh pemain Inggris Andy Murray dalam semifinal.
“Selain itu diperlukan pendanaan yang lebih banyak untuk memungkinkan diadakannya tes dan turnamen-turnamen Grand Slam harus membantu pendanaan karena menyangkut kepentingan mereka juga untuk membuat cabang olahraga ini bersih dan kredibel.”
Federer mengatakan olahraga tenis memiliki kesan bersih.
“Dalam beberapa tahun terakhir ada satu kasus per tahun dan seringkali berkaitan dengan kesalahan pemain yang tidak disengaja,” ujarnya.
“Meski demikian, seharusnya kesalahan seperti itu tidak ada dan mereka harus tahu peraturan dan menjalankannya.”
Sebagai juara bertahan, Federer mulai upayanya mempertahankan gelar ketiga di Rotterdam dengan melawan pemain Slovenia Grega Zemlja, Rabu (13/2). (Reuters/Theo Ruizenaar)
“Paspor darah diperlukan karena beberapa senyawa tidak dapat dideteksi segera namun butuh waktu menemukannya. Risiko penemuan itu dapat membuat pelaku kecurangan takut,” ujar pemain asal Swiss berusia 31 tahun tersebut dalam pembukaan World Indoor Tournament, atau turnamen tenis dalam ruangan di Rotterdam.
“Tapi harus ada lebih banyak tes darah dan pengawasan di luar kompetisi pada tenis,” tambahnya.
Menurut data pada laman Federasi Tenis Internasional (www.itftennis.com), badan yang mengurus olahraga ini hanya melakukan 21 tes darah di luar kompetisi untuk permainan profesional pada 2011.
Sementara itu, badan administrasi olahraga sepeda UCI melaksanakan lebih dari 3.314 tes darah di luar kompetisi pada tahun yang sama.
UCI memperkenalkan paspor biologis pada 2008 untuk melacak adanya perubahan dalam darah pebalap yang dapat dibandingkan dengan profil awal, sehingga bisa dilihat apakah atlet tersebut mengkonsumsi senyawa ilegal.
“Saya tidak mendapat tes darah setelah turnamen Australia Terbuka dan saya telah memberitahu pihak berwenang di sana bahwa hal itu sangat mengejutkan untuk saya,” ujar Federer, yang dikalahkan oleh pemain Inggris Andy Murray dalam semifinal.
“Selain itu diperlukan pendanaan yang lebih banyak untuk memungkinkan diadakannya tes dan turnamen-turnamen Grand Slam harus membantu pendanaan karena menyangkut kepentingan mereka juga untuk membuat cabang olahraga ini bersih dan kredibel.”
Federer mengatakan olahraga tenis memiliki kesan bersih.
“Dalam beberapa tahun terakhir ada satu kasus per tahun dan seringkali berkaitan dengan kesalahan pemain yang tidak disengaja,” ujarnya.
“Meski demikian, seharusnya kesalahan seperti itu tidak ada dan mereka harus tahu peraturan dan menjalankannya.”
Sebagai juara bertahan, Federer mulai upayanya mempertahankan gelar ketiga di Rotterdam dengan melawan pemain Slovenia Grega Zemlja, Rabu (13/2). (Reuters/Theo Ruizenaar)