Dinas Kebudayaan Provinsi Papua bekerja sama dengan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA) dan Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia menggelar Festival Seni Budaya Papua di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta pada Kamis (21/11/2019). Sejumlah tarian seperti Tari Semut, Tari Hau Nena, prosesi bakar batu, dan kerajinan asli Papua ditampilkan dalam festival ini.
Festival Seni Budaya Papua ini dihadiri sekitar 100 orang. Mereka terdiri dari warga Jakarta dan beberapa perwakilan duta besar negara sahabat seperti Mozambik dan Australia.
Kepala Seksi Tari dan Musik Bidang Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Papua, Jeremias Koridama mengatakan, pagelaran festival kesenian di Jakarta ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan budaya Papua di tingkat nasional. Termasuk kepada masyarakat internasional melalui sejumlah duta besar yang menghadiri acara ini.
"Besar harapan kami ke depan budaya Papua, kembali diperhitungkan dan lebih banyak dikenal banyak orang. Bukan hanya di tingkat nasional. Kita bicara akar budaya Papua, kita ingin menonjolkan dari sisi budayanya," jelas Jeremias Koridama di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Jeremias berharap festival serupa bisa diselenggarakan juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ia juga berharap pagelaran seperti ini dapat digelar di luar negeri untuk lebih mempopulerkan budaya Indonesia.
Jeremias menuturkan setidaknya ada tiga kegiatan besar tahunan dalam bidang kesenian Papua, yaitu pesta budaya Papua, festival seni kreasi, dan kegiatan lomba seni anak dan remaja. Pesta budaya Papua biasanya menampilkan tradisi-tradisi asli Papua, sedangkan festival seni kreasi seperti yang digelar di Jakarta menampilkan seni kontemporer atau pengembangan dari tradisi Papua. Sementara kegiatan seni anak dan remaja diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi Papua dalam melestarikan budaya Papua.
Ketua PPIA Hans Wisenda berharap Pemerintah Provinsi Papua dapat menyelenggarakan kegiatan serupa setiap tahunnya di Jakarta. Menurutnya, kegiatan ini dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk saling mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kegiatan kebudayaan ini juga dapat mencegah terjadinya konflik antar daerah, karena masing-masing warga di berbagai daerah dapat mengetahui bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing. Sehingga mereka menjadi lebih menghargai satu sama lain.
"Kami sangat menghargai apabila daerah-daerah itu ingin mengenalkan daerah yang asli. Terutama ke Jakarta, dimana kami yang beragam. Kami bisa dibilang tidak begitu mengerti mengenai budaya-budaya asli itu," tutur Hans Wisenda.
Hans Wisenda juga berharap daerah-daerah lain dapat menggelar acara serupa seperti yang dilakukan pemerintah provinsi Papua.
Sementara Warga Jakarta, Christine Tobing mengatakan tertarik hadir ke Festival Seni Budaya Papua karena ingin melihat prosesi bakar batu yang selama ini hanya dilakukan di Papua.
"Ini adalah jalan satu-satunya juga kita bisa memperkenalkan budaya-budaya Indonesia itu cukup unik. Apalagi Papua kan sangat unik, saya setuju sekali buat acara seperti ini. Kalau bisa mereka bisa roadshow ke seluruh Indonesia," kata Christine.
Duta Besar Mozambik Belmiro Malate mengatakan dirinya hadir mewakili pemerintah dan rakyat Mozambik untuk memenuhi undangan panitia festival. Di samping itu, ia juga ingin mempelajari budaya Papua melalui Festival Seni Budaya Papua yang digelar di Jakarta ini.
"Tentunya salah satu tugas saya sebagai duta besar adalah untuk pertukaran budaya. Jadi saya datang untuk mempelajari budaya Papua," tutur Belmiro saat menghadiri Festival Seni Budaya Papua. [sm/ft]