Sanksi skors dari sepakbola internasional yang didapat Indonesia karena pemerintah ikut campur dalam federasi sepakbola di negara ini telah berakhir setelah berlaku hampir setahun, ujar Presiden FIFA Gianni Infantino, Jumat lalu (13/5).
Namun Kongres FIFA mengukuhkan masih berlakunya skors untuk Kuwait dan Benin atas intervensi pemerintah dalam asosiasi-asosiasi sepakbola mereka.
Infantino mengatakan kepada para delegasi bahwa keputusan mengenai Indonesia, salah satu pasar sepakbola terbesar di Asia, diambil Dewan FIFA setelah pemerintah setuju untuk mencabut aturan yang telah dianggap sebagai intervensi yang tidak dapat diterima terhadap federasi sepakbola.
"Pemerintah Indonesia telah mengatakan kepada kami bahwa aturan yang menyebabkan skors telah dicabut," ujar Infantino.
Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) menyambut kembalinya Indonesia ke dalam "keluarga sepakbola Asia" namun mereka mengatakan akan terus melawan intervensi pemerintah dalam mengurus permainan.
"...Komite Eksekutif AFC menekankan minggu ini sikap melawan intervensi pemerintah dalam olahraga pada umumnya dan sepakbola pada khususnya," ujar badan pengelola regional itu dalam pernyataan hari Sabtu (14/5).
FIFA mengambil langkah pelarangan bulan Juni menyusul sengketa panjang antara pemerintah dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengenai tim-tim mana yang harus ikut dalam liga domestik papan atas.
Pemerintah menskors PSSI setelah mereka mengabaikan permintaan untuk melarang dua tim yang pemiliknya gagal memenuhi aturan baru.
FIFA, setelah berulangkali mengeluarkan peringatan untuk menyelesaikan sengketa tersebut, kemudian menskors Indonesia, membuat tim negara ini tidak dapat mengikuti babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019.
Infantino menambahkan bahwa kasus-kasus yang melibatkan Kuwait dan Benin akan diselesaikan segera. [hd/dw]
