Presiden Rodrigo Duterte mencabut gencatan senjata sepihak hari Sabtu, enam hari setelah diberlakukan, karena pemberontak tidak menimpalinya sebelum batas waktu.
Gencatan senjata itu dimaksudkan sebagai tanda itikad baik menjelang perundingan perdamaian resmi di Oslo bulan depan.
Hari Minggu, Partai Komunis Filipina mengatakan dalam pernyataan mereka “bersedia menyatakan gencatan senjata sepihak secara terpisah tetapi serentak dengan pemerintahan Duterte tanggal 20 Agustus.”
Jesus Dureza, penasehat perdamaian presiden, mengatakan pernyataan dari partai Komunis itu adalah “apa yang sudah kami tunggu-tunggu.”
Dureza mengatakan dalam pernyataan bahwa pengumuman pemberontak melalui media itu “terlambat, tetapi masih strategis” dan “keputusan yang ditunggu.”
Pembicaraan perdamaian di Norwegia dilanjutkan tanggal 20 Agustus. [gp]