Duterte mengatakan dalam pidato kenegaraannya yang pertama hari Senin (25/7) di hadapan Kongres bahwa ia menghendaki “perdamaian yang abadi” sebelum akhir masa jabatan 6-tahunnya, yang mulai tanggal 30 Juni.
Kepada pihak geriya, Duterte mengatakan, “Mari kita akhiri puluhan tahun penyergapan dan tembak-menembak ini. Perang tidak akan mencapai apapun dan akan semakin lebih berdarah setiap hari.”
Para perunding pemerintah telah bertemu dengan pihak pemberontak dan sepakat untuk memulai kembali pembicaraan dalam beberapa bulan mendatang. Seorang pemimpin pemberontak dalam pengasingan di Eropa, Jose Maria Sison, berencana pulang segera untuk bertemu dengan Duterte. [gp]