Para pejabat senior Filipina mengatakan mereka pulang dari pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Brunei minggu ini dengan pandangan yang optimistis mengenai langkah yang diambil kelompok itu untuk menyelesaikan sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan kepada wartawan di Manila hari Jumat bahwa pembentukan Aturan Perilaku yang mengikat dalam menangani sengketa dengan Laut China Selatan adalah "topik utama" dan berulang pada pertemuan 10 negara itu.
Dia mendapat kesan yang baik dan kuat bahwa kelompok itu bersatu dalam kesiapan untuk meyakinkan China agar mereka maju dengan Aturan Perilaku itu.
Ini berbeda dengan Juli lalu, ketika untuk pertama kalinya, kelompok itu tidak merilis pernyataan bersama karena tidak ada kesepakatan mengenai cara menangani perselisihan di Laut China Selatan. Pada saat itu, Filipina baru saja merundingkan konfrontasi wilayah yang tegang dengan China.
China dan Taiwan mengklaim hampir seluruh laut itu. Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei mengklaim sebagian wilayah itu. Perairan itu merupakan jalur pelayaran yang padat, penting bagi nelayan dan memiliki cadangan hidrokarbon yang berpotensi besar.
Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan kepada wartawan di Manila hari Jumat bahwa pembentukan Aturan Perilaku yang mengikat dalam menangani sengketa dengan Laut China Selatan adalah "topik utama" dan berulang pada pertemuan 10 negara itu.
Dia mendapat kesan yang baik dan kuat bahwa kelompok itu bersatu dalam kesiapan untuk meyakinkan China agar mereka maju dengan Aturan Perilaku itu.
Ini berbeda dengan Juli lalu, ketika untuk pertama kalinya, kelompok itu tidak merilis pernyataan bersama karena tidak ada kesepakatan mengenai cara menangani perselisihan di Laut China Selatan. Pada saat itu, Filipina baru saja merundingkan konfrontasi wilayah yang tegang dengan China.
China dan Taiwan mengklaim hampir seluruh laut itu. Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei mengklaim sebagian wilayah itu. Perairan itu merupakan jalur pelayaran yang padat, penting bagi nelayan dan memiliki cadangan hidrokarbon yang berpotensi besar.