Tautan-tautan Akses

Filipina Panggil Dubes China Terkait Sengketa Terumbu Karang


Kapal China, yang diyakini diawaki oleh personel milisi maritim China, terlihat di Whitsun Reef, Laut China Selatan pada 27 Maret 2021. (Foto: Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea via REUTERS)
Kapal China, yang diyakini diawaki oleh personel milisi maritim China, terlihat di Whitsun Reef, Laut China Selatan pada 27 Maret 2021. (Foto: Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea via REUTERS)

Pemerintah Filipina memanggil duta besar China untuk menegaskan tuntutan mereka agar kapal-kapal China segera meninggalkan terumbu karang yang diklaim oleh Manila di Laut China Selatan, kata sejumlah pejabat Filipina, Selasa (13/4). Mereka juga mengatakan pemerintah Filipina menyebut kehadiran kapal-kapal itu memicu ketegangan.

Perseteruan yang meningkat antara Manila dan Beijing dimulai setelah lebih dari 200 kapal China yang dicurigai oleh otoritas Filipina dioperasikan oleh milisi terlihat awal bulan lalu di kawasan terumbu karang yang oleh China disebut Whitsun Reef.

Pemerintah Filipina menuntut kapal-kapal itu pergi, dan kemudian mengerahkan pasukan garda pantai dan kapal-kapal patroli ke kawasan itu. China mengatakan kawasan terumbu karang itu milik mereka dan kapal-kapal China itu sedang berlindung dari laut yang ganas.

Sewaktu memanggil Duta Besar Huang Xilian, Senin (12/4), Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Elizabeth Buensuceso menyatakan kepadanya mengenai ketidaksenangan Manila atas kehadiran kapal-kapal China itu di sekitar Julian Felipe Reef -- penamaan Filipina untuk Whitsun Reef.

“Kehadiran terus menerus kapal-kapal China di sekitar kawasan terumbu karang itu merupakan sumber ketegangan regional, '' kata Buensuceso.

Ia menegaskan kembali kepada Huang bahwa terumbu karang, yang terletak sekitar 324 kilometer di sebelah barat Provinsi Palawan, berada dalam zona lepas pantai yang diakui secara internasional di mana Manila memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi perikanan, minyak, gas, dan sumber-sumber daya lainnya.

Ia juga mengutip putusan tahun 2016 dalam kasus arbitrase internasional yang diajukan Filipina terhadap China yang membatalkan klaim besar Beijing atas dasar sejarah terhadap hampir semua kawasan Laut China Selatan berdasarkan perjanjian maritim PBB tahun 1982.

Militer Filipina mengatakan pengawasan udara menunjukkan beberapa kapal China telah meninggalkan kawasan terumbu karang itu tetapi lebih dari 40 kapal masih tertambat di daerah itu pada akhir Maret. Militer Filipina juga membantah klaim China bahwa kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dengan mengatakan bahwa cuaca baik-baik saja di sekitar terumbu karang itu.

Amerika Serikat pernah mengatakan akan mendukung Filipina di tengah pertikaian itu. Departemen Pertahanan Nasional Filipina di Manila mengatakan pekan lalu bahwa Filipina dapat meminta bantuan AS, yang memiliki perjanjian pertahanan bersama, untuk melindungi kepentingannya di Laut China Selatan. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG