Filipina menyatakan telah melihat puluhan balok beton yang diyakini dapat menjadi awal sebuah proyek pembangunan oleh China di gugusan terumbu karang yang disengketakan di Laut China Selatan.
Kementerian Pertahanan Manila pada hari Selasa (3/9) menggelar foto udara yang memperlihatkan 30 balok beton tergeletak di Scarborough Shoal, lokasi konfrontasi tegang antara kapal China dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir.
Juru bicara pertahanan Filipina mengatakan ia tidak tahu persis tujuan struktur itu, tetapi katanya dapat menjadi tempat kapal berlabuh. Dia juga mengatakan struktur itu dapat digunakan "sebagai landasan untuk sesuatu." Belum ada tanggapan dari Beijing.
Manila menuduh China secara efektif menduduki wilayah itu sejak tahun lalu dengan pengawasan dan kapal penangkap ikannya. Filipina adalah salah satu dari beberapa negara tetangga China yang menuduh negara itu menggunakan taktik intimidasi dalam mempertahankan klaim maritim yang jangkauannya luas.
Filipina awal tahun ini mengajukan sengketa tersebut ke Pengadilan Internasional PBB untuk Hukum Laut. Hal ini membuat marah Beijing, yang lebih suka menyelesaikan perselisihan dengan diskusi bilateral, dan menolak arbitrase internasional dan forum multilateral.
PM China Li Keqiang pada Selasa mengatakan Beijing tetap berminat untuk menyelesaikan sengketa maritim secara damai, tetapi akan bersikeras membahas masalah ini secara individual dengan setiap penuntut.
Kementerian Pertahanan Manila pada hari Selasa (3/9) menggelar foto udara yang memperlihatkan 30 balok beton tergeletak di Scarborough Shoal, lokasi konfrontasi tegang antara kapal China dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir.
Juru bicara pertahanan Filipina mengatakan ia tidak tahu persis tujuan struktur itu, tetapi katanya dapat menjadi tempat kapal berlabuh. Dia juga mengatakan struktur itu dapat digunakan "sebagai landasan untuk sesuatu." Belum ada tanggapan dari Beijing.
Manila menuduh China secara efektif menduduki wilayah itu sejak tahun lalu dengan pengawasan dan kapal penangkap ikannya. Filipina adalah salah satu dari beberapa negara tetangga China yang menuduh negara itu menggunakan taktik intimidasi dalam mempertahankan klaim maritim yang jangkauannya luas.
Filipina awal tahun ini mengajukan sengketa tersebut ke Pengadilan Internasional PBB untuk Hukum Laut. Hal ini membuat marah Beijing, yang lebih suka menyelesaikan perselisihan dengan diskusi bilateral, dan menolak arbitrase internasional dan forum multilateral.
PM China Li Keqiang pada Selasa mengatakan Beijing tetap berminat untuk menyelesaikan sengketa maritim secara damai, tetapi akan bersikeras membahas masalah ini secara individual dengan setiap penuntut.
