Tautan-tautan Akses

Film tentang Serangan Teroris di Kenya Raih Nominasi Oscar


Salah satu adegan dalam film 'Watu wote' dalam pemutaran perdana di bioskop Junction, Nairobi, Kenya, Selasa 23/1 lalu. (R. Ombuor/VOA)
Salah satu adegan dalam film 'Watu wote' dalam pemutaran perdana di bioskop Junction, Nairobi, Kenya, Selasa 23/1 lalu. (R. Ombuor/VOA)

Film tentang serangan bus tahun 2015 di Kenya yang diproduksi oleh mahasiswa perfilman Jerman baru saja dinominasikan untuk hadiah Oscar. Film pendek berjudul “Watu Wote” atau “kita semua” dalam bahasa Swahili, bercerita tentang bagaimana rata-rata orang Kenya menolak Al Shabab.

Film ini berdasarkan sebuah kisah nyata yang terjadi pada tanggal 21 Desember 2015.

Militan Al-Shabab menyerang sebuah bus yang berangkat dari Nairobi ke Mandera, sebuah kota di perbatasan Kenya dengan Somalia. Teroris itu memaksa penumpang Muslim untuk mengidentifikasi orang-orang Kristen. Para penumpang menolak.

Film ini menggambarkan peristiwa mengerikan itu. Mahasiswa perfilman Katja Benrath mengarahkan film pendek tersebut sebagai proyek kelulusannya di Hamburg Media School.

"Kami merasa sangat senang dinominasikan karena ini adalah pencapaian besar bagi kami, untuk Jerman dan Kenya. Bangga sekali," tutur Katja.

Kenya, khususnya wilayah perbatasan negara tersebut, telah berkali-kali diserang Al Shabab dalam beberapa tahun terakhir. “Watu Wote” mengisahkan ketegangan yang terjadi di Kenya karena kekerasan itu.

Beberapa bintang yang bermain dalam film 'Watu wote' berpose bersama dalam pemutaran perdana di Nairobi, Kenya. (R. Ombuor/VOA).
Beberapa bintang yang bermain dalam film 'Watu wote' berpose bersama dalam pemutaran perdana di Nairobi, Kenya. (R. Ombuor/VOA).

Tokoh fiksi utama dalam film ini adalah seorang perempuan bernama Jua. Dia naik bus naas itu untuk mengunjungi ibunya yang sakit. Penonton melihat Jua marah pada seorang anak laki-laki Muslim yang menjual air. Seorang penumpang Muslim bernama Salah Farah kemudian bertanya mengapa, dan Jua menjawab bahwa suami dan anaknya dibunuh teroris.

Kemudian, ketika serangan terjadi, Salah membela penumpang non-Muslim. Dia menantang teroris dengan mengemukakan ajaran Islam yang sesungguhnya. Mereka kemudian menembak Salah.

Dalam kehidupan nyata, Salah Farah akhirnya meninggal karena luka-lukanya, kurang dari sebulan setelah tembakan tersebut.

Dalam film tersebut, kita melihat Jua duduk di belakang Salah, tangannya menenangkan pria yang cedera itu ketika bus tersebut berhasil lolos dari sergapan.

Aktris Adelyne Wairimu berperan sebagai Jua.

"Saya mulai melihat kehidupan dengan cara yang berbeda karena tidak setiap hari kita diserang oleh teroris dan orang punya keberanian untuk menantang mereka, dan mengatakan pada mereka bahwa mereka tidak boleh melakukan ini dan itu. Ini menakjubkan," katanya.

Abdulahi Ahmed, aktor berusia 28 tahun, berperan sebagai wakil komandan Al-Shabab.

"Sulit berakting sebagai teroris, tapi saya benar-benar ingin menyebarkan pesan bahwa umat Islam tidak diizinkan membunuh orang Kristen dan agama kita tidak mengajari kita untuk membunuh orang Kristen. Dalam Al-Quran, kita diberitahu bahwa agama kita (Islam) tidak membolehkan kita membunuh tanpa alasan, bahkan (membunuh) semut yang tidak bersalah," tandas Ahmed.

Film pendek ini telah merebut penghargaan di sejumlah festival film di Amerika Serikat dan sekarang meraih nominasi bergengsi Oscar dalam kategori "Live Action Short Film."

Sutradara, Katja Benrath berharap pesan film tersebut akan menyebar.

"Saya pikir prasangka bukanlah cara hidup yang tepat, jadi saya kira film ini bisa membantu kita untuk memulai lagi, untuk melihat orang lain sebagai manusia dan bukan sebagai agama atau budaya yang tidak kita sukai. Saya rasa film ini benar-benar bisa membuka pikiran," tambah Katja.

Penyerahan piala Oscar yang ke-90 akan diselenggarakan tanggal 4 Maret di Los Angeles. [as/ii]

XS
SM
MD
LG