Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan, KTT virtual tertutup hari Selasa mengenai Afghanistan itu berfokus pada keamanan, bantuan kemanusiaan dan hak asasi manusia di negara itu. KTT diadakan kurang dari tiga minggu sebelum KTT para pemimpin dunia G-20 yang akan diadakan di Roma pada 30 dan 31 Oktober.
Sejak Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus, menyusul penarikan pasukan militer AS setelah perang selama 20 tahun, timbul kecemasan tentang situasi kemanusiaan di negara itu.
Para pemimpin akan mengadakan diskusi tentang bagaimana melawan terorisme, bagaimana menjamin kebebasan bergerak, baik di dalam maupun di luar perbatasan Afghanistan untuk rakyat Afghanistan serta anggota organisasi non-pemerintah, dan kondisi perempuan di negara itu, yang ditetapkan Draghi sebagai “prioritas.”
Perdana menteri itu berbicara tentang Afghanistan dalam sebuah wawancara baru-baru ini di televisi pemerintah Italia.
Draghi mengatakan, masa depan yang kita bela untuk negara itu adalah hak-hak dasar, hak-hak perempuan, dan melindungi semua orang yang selama bertahun-tahun telah memaparkan diri mereka (ke dalam situasi berbahaya) untuk mempertahankan hak-hak itu di Afghanistan.
Tantangan besarnya adalah menekan Taliban untuk menjamin hak-hak perempuan yang menghadapi diskriminasi dan kekerasan, termasuk sepenuhnya mengembalikan mereka ke sekolah dan ke tempat kerja serta pengakuan mereka dalam kehidupan politik.
Hanya anak laki-laki yang diperbolehkan bersekolah di sekolah menengah dan kini lebih dari 2 juta anak perempuan tidak diberi akses ke pendidikan. Menurut Bank Dunia, Afghanistan merupakan salah satu negara yang tingkat melek huruf kaum perempuannya terendah di dunia.
KTT diperluas ke Belanda, Spanyol, Singapura dan Qatar, yang memainkan peran penting dalam dialog Taliban dengan Barat.
Tetangga Afghanistan, Pakistan dan Iran tidak diundang untuk menghadiri KTT dan media Tiongkok melaporkan, Presiden Xi Jinping tidak akan ambil bagian. Namun untuk memaksimalkan keterlibatan, berbagai organisasi juga bergabung, termasuk PBB, Uni Eropa, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional.
Penurunan ekonomi Afghanistan dan kebutuhan untuk memberi dukungan kemanusiaan, juga kepada negara-negara terdekat yang menerima pengungsi, adalah inti dari KTT itu.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan, ia meminta sebuah "peningkatan dana untuk kerja sama di Afghanistan guna membantu warga sipil."
Ia menambahkan, apa pun harus dilakukan untuk menghindari negara itu dari keruntuhan karena katanya, “jika Afghanistan runtuh, kita akan menghadapi migrasi yang tidak terkendali ke negara-negara terdekat dan menyusul ketidak-stabilan di kawasan itu”. [ps/jm]