Kelompok negara-negara G7, yang terdiri dari AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Britania Raya, pada hari Minggu (12/12) mengatakan, hampir habis waktu bagi Iran untuk menyetujui kesepakatan untuk membatasi ambisi nuklirnya. Selain itu, G7 juga memperingatkan Rusia tentang konsekuensi invasi ke Ukraina.
Menteri luar negeri dari negara-negara terkaya di dunia itu menyelenggarakan pertemuan selama dua hari di Liverpool, Inggris, untuk berusaha menghadirkan persatuan yang kuat melawan ancaman global.
Terkait Iran, tuan rumah G7 Inggris mengatakan bahwa perundingan lanjutan di Wina merupakan “kesempatan terakhir Republik Islam itu untuk merundingkan resolusi yang sesungguhnya.”
“Masih ada waktu bagi Iran untuk hadir dan menyetujui kesepakatan ini,” kata Menlu Inggris Liz Truss dalam konferensi pers di akhir pertemuan.
Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan tahun 2015 antara Iran dengan negara-negara kuat dunia – yang ditinggalkan AS saat diperintah Presiden Donald Trump – kembali dimulai pada hari Kamis (9/12).
Iran mengklaim hanya ingin mengembangkan nuklir untuk kepentingan kapabilitas sipil, akan tetapi negara-negara Barat mengatakan persediaan uranium yang diperkaya milik Iran sudah melampaui kebutuhan untuk kepentingan itu dan menyatakan bahwa persediaan itu dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dirinya siap bergabung kembali dalam kesepakatan itu dan para pejabat Iran pun tetap mengatakan mereka serius untuk berkomitmen pada perundingan tersebut.
Namun demikian, negara-negara Barat menuduh Teheran mundur dari kemajuan yang telah dibuat awal tahun ini dan mengulur-ulur waktu.
Komentar Menlu Truss merupakan pertama kalinya penandatangan kesepakatan awal memberikan ultimatum terkait perundingan itu. [rd/jm]