Tautan-tautan Akses

G7 Kutuk Taliban atas Meluasnya Pembatasan terhadap Gerak-gerik Perempuan


Sejumlah perempuan mengenakan burqa saat berjalan di jalanan Kota Kandahar, Afghanistan, pada 7 Mei 2022. (Foto: AFP/Javeed Tanveer)
Sejumlah perempuan mengenakan burqa saat berjalan di jalanan Kota Kandahar, Afghanistan, pada 7 Mei 2022. (Foto: AFP/Javeed Tanveer)

Kelompok tujuh negara industri (G7) pada Kamis (12/5) mengutuk pembatasan yang semakin luas terhadap perempuan dan anak perempuan yang diterapkan oleh Taliban di Afghanistan. G7 menuduh kelompok Islam garis keras itu mengisolasi negaranya sendiri.

“Kami menyerukan kepada Taliban untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mencabut pembatasan pada perempuan dan anak perempuan,” kata Menteri Luar Negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.

“Kami mengutuk pengenaan langkah-langkah yang semakin ketat yang sangat membatasi separuh kemampuan penduduk untuk berpartisipasi secara penuh, setara dan bermakna dalam masyarakat,” kata mereka.

Dengan membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan, Taliban “semakin mengasingkan diri dari komunitas internasional,” kata para menteri itu.

Ketika Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan tahun lalu, mereka menjanjikan aturan yang lebih lunak daripada saat pertama kali berkuasa dari 1996 hingga 2001, yang ditandai dengan banyak pelanggaran hak asasi manusia.

Tetapi mereka semakin membatasi hak-hak warga Afghanistan, khususnya anak perempuan dan perempuan, yang telah dicegah untuk kembali ke sekolah menengah dan banyak pekerjaan pemerintah.

Perempuan di seluruh negeri telah dilarang bepergian sendirian, dan minggu lalu pihak berwenang memerintahkan mereka untuk menutup sepenuh bagian tubuh di depan umum, idealnya dengan burqa.

Di New York, pada Kamis (12/5) malam, para duta besar untuk PBB juga mengutuk pembatasan yang semakin luas terhadap perempuan di Afghanistan. [lt/jm]

XS
SM
MD
LG