Pemimpin Libya Muammar al-Gaddafi mendesak para pengungsi Palestina agar memanfaatkan gelombang revolusi rakyat yang melanda Timur Tengah dengan berkumpul secara damai di perbatasan-perbatasan Israel hingga tuntutan untuk memukimkan kembali mereka dipenuhi.
Dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Minggu, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Gaddafi mengatakan sekarang adalah saatnya revolusi rakyat dan bahwa rakyat Palestina “perlu membuat masalah” untuk mendorong dunia agar bertindak.
Seraya menyebut gagasannya bukanlah suatu “seruan untuk berperang,” Khadafi mendesak para pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Libya dan Suriah agar menuju “perbatasan-perbatasan Palestina, membawa ranting zaitun di tangan, sebagai isyarat perdamaian.”
Pemimpin Libya itu mengesampingkan negara-negara Arab yang memiliki hubungan dengan Israel yang disebutnya sebagai pengkhianat, kafir dan pengecut.
Palestina telah lama menuntut agar para pengungsi yang kabur atau dipaksa meninggalkan kediaman mereka selama perang Arab-Israel 1948 diizinkan kembali bersama keturunan mereka. Israel menyatakan pemukiman kembali pengungsi Palestina harus berlangsung di luar perbatasannya.