TAIPEI —
Taiwan hari Jumat mengumumkan bahwa Gambia, negara kecil di Afrika Barat memutuskan hubungan diplomatik meskipun hubungan tingkat tinggi berlangsung teratur dan bantuan Taipei mulai dari pertanian sampai pelatihan militer.
Wakil Menteri urusan Politik, Kementrian luar negeri Taiwan Simon Ko dalam jumpa pers mengatakan pemerintahnya menyesali keputusan Gambia tapi menolak berspekulasi mengenai dampaknya.
Simon Ko mengatakan pemerintah Taiwan menyampaikan rasa terkejut dan penyesalan atas keputusan Gambia untuk memutuskan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa kedua pihak telah bekerja sama secara erat selama 18 tahun terakhir dan sejauh ini tampaknya kasus ini adalah keputusan pribadi Presiden Gambia, Yahya Jammeh.
Duta besar Gambia untuk Taiwan menolak berbicara kepada wartawan.
Sejak perang saudara China tahun 1940-an, China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya. China menolak hubungan diplomatik dengan negara manapun yang secara resmi mengakui Taiwan.
Sebelum Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menjabat, kedua pihak berupaya menarik sekutu dengan menawarkan dana kepada negara-negara lain untuk beralih aliansi. Tapi lima tahun lalu, China dan Taiwan menyetujui perjanjian untuk menghentikan praktek tersebut.
Sejak itu, keduanya berusaha meredakan ketegangan dan membangun kepercayaan. China berusaha memenangkan simpati masyarakat Taiwan lewat perjanjian-perjanjian yang meningkatkan ekonomi pulau itu.
Alexander Huang, seorang profesor studi strategis dari Tamkang University di Taipei mengatakan terlampau dini untuk mengatakan mengapa Gambia memutuskan hubungan namun mengkhawatirkan peralihan aliansi yang berbahaya.
“Kita tidak bisa mengatakan apapun sekarang, karena kita tidak punya bukti langsung hal itu dilakukan oleh China . Jadi mungkin sebuah perubahan paradigma. Kita harus sangat waspada mengenai hal itu,” kata Huang.
Sekutu Taiwan, sebanyak 22 negara yang masih tersisa, sebagian besar adalah negara-negara miskin di Afrika, Amerika Latin dan Pasifik Selatan. Rincian gencatan diplomatik dengan China bisa menyebabkan lebih banyak lagi negara beralih aliansi, yang mungkin akan mengancam hubungan perdagangan dan investasi baru antara China dan Taiwan.
Wakil Menteri urusan Politik, Kementrian luar negeri Taiwan Simon Ko dalam jumpa pers mengatakan pemerintahnya menyesali keputusan Gambia tapi menolak berspekulasi mengenai dampaknya.
Simon Ko mengatakan pemerintah Taiwan menyampaikan rasa terkejut dan penyesalan atas keputusan Gambia untuk memutuskan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa kedua pihak telah bekerja sama secara erat selama 18 tahun terakhir dan sejauh ini tampaknya kasus ini adalah keputusan pribadi Presiden Gambia, Yahya Jammeh.
Duta besar Gambia untuk Taiwan menolak berbicara kepada wartawan.
Sejak perang saudara China tahun 1940-an, China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya. China menolak hubungan diplomatik dengan negara manapun yang secara resmi mengakui Taiwan.
Sebelum Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menjabat, kedua pihak berupaya menarik sekutu dengan menawarkan dana kepada negara-negara lain untuk beralih aliansi. Tapi lima tahun lalu, China dan Taiwan menyetujui perjanjian untuk menghentikan praktek tersebut.
Sejak itu, keduanya berusaha meredakan ketegangan dan membangun kepercayaan. China berusaha memenangkan simpati masyarakat Taiwan lewat perjanjian-perjanjian yang meningkatkan ekonomi pulau itu.
Alexander Huang, seorang profesor studi strategis dari Tamkang University di Taipei mengatakan terlampau dini untuk mengatakan mengapa Gambia memutuskan hubungan namun mengkhawatirkan peralihan aliansi yang berbahaya.
“Kita tidak bisa mengatakan apapun sekarang, karena kita tidak punya bukti langsung hal itu dilakukan oleh China . Jadi mungkin sebuah perubahan paradigma. Kita harus sangat waspada mengenai hal itu,” kata Huang.
Sekutu Taiwan, sebanyak 22 negara yang masih tersisa, sebagian besar adalah negara-negara miskin di Afrika, Amerika Latin dan Pasifik Selatan. Rincian gencatan diplomatik dengan China bisa menyebabkan lebih banyak lagi negara beralih aliansi, yang mungkin akan mengancam hubungan perdagangan dan investasi baru antara China dan Taiwan.