Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, gara-gara Brexit, Uni Eropa "kehabisan" kesabaran terhadap Inggris.
Inggris berada dalam krisis setelah anggota parlemen tiga kali menolak tawaran Brexit yang diusulkan Perdana Menteri Theresa May, dan kini berisiko keluar dari blok itu dalam waktu kurang dari dua minggu.
Anggota parlemen memberi "suara indikatif" pekan lalu pada delapan opsi alternatif Brexit, tetapi tidak satupun yang meraih mayoritas.
Ditanya tentang referendum kedua - opsi yang diminta banyak dari mereka yang lebih memilih tetap berada dalam Uni Eropa - Juncker mengatakan, "hanya orang Inggris yang bisa menjawab."
Sementara itu pemerintah koalisi Euroceptic Italia yang berkuasa sejak Juni lalu percaya, pemerintahnya belum menerima cukup dukungan dari Uni Eropa untuk mengelola migran yang datang melalui laut dan telah menutup pelabuhannya.
Tetapi Juncker mengatakan blok itu "sangat mendukung" Italia, memberi lebih dari satu miliar euro untuk membantu negara di Laut Tengah itu menghadapi "aliran besar pengungsi." [ka]