Kehadiran Ivanka Trump untuk menggantikan posisi ayahnya pada sedikitnya satu pertemuan KTT G-20 di Hamburg, Jerman, menuai kontroversi. Mengabaikan banyaknya kecaman, Gedung Putih membela keputusan presiden AS Donald Trump tersebut.
Bagi Gedung Putih, KTT G-20 yang berlangsung di Hamburg, Jerman, pekan lalu, berlangsung seperti biasanya. Dan Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus dalam acara Fox News hari Minggu menggambarkannya sebagai pertemuan positif.
"Presiden menjadi fokus perhatian di Eropa. Para pemimpin G-20 datang menemuinya. Ia menjadi bintang di Hamburg dan tak seorang pun bisa menyangsikannya. Dan salah satu fakta penting adalah, saya kira ia mendahulukan kepentingan Amerika,” kata Reince Priebus.
Namun sejumlah pihak memandang, Trump mendahulukan keluarga. Ia dikecam karena meninggalkan setidaknya satu pertemuan G-20 dan mungkin pada tiga pertemuan lainnya ia keluar untuk beberapa waktu dan meminta putrinya, Ivanka Trump, untuk menggantikannya.
Menurut cuitan salah satu anggota delegasi Rusia, kehadiran Ivanka yang menggantikan ayahnya berlangsung saat sidang yang membahas pembangunan Afrika. Cuitan itu sendiri belakangan dihapus.
Para pengecam menyebut peristiwa ini insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya dan melanggar protokol diplomasi.
Mantan menteri keuangan AS Lawrence Summers menulis di Financial Times and The Washington Post, "Belum pernah terjadi sebelumnya anak seorang pemimpin pemerintahan menggantikan posisi orang tuanya dalam sebuah pertemuan. Ini merupakan penghinaan terhadap para pemimpin lain yang hadir dan terkesan meremehkan para pejabat tinggi pemerintah AS.”
Presiden membela keputusannya, Senin, dan berusaha mengalihkan fokus perhatian melalui Twitter ke saingannya dari Partai Demokrat dalam pemilu presiden tahun lalu, Hillary Clinton. Trump pada intinya menyindir bahwa reaksi pers akan berbeda seandainya putri Hillary Clinton, Chelsea Clinton, menggantikan posisi ibunya dalam pertemuan serupa. Pers, menurutnya, akan menulis ”Chelsea for President.”
Trump mengatakan tuan rumah KTT G-20, Kanselir Jerman Angela Merkel, bahkan membela Ivanka yang menggantikannya.
"Delegasi sendirilah yang memutuskan siapa yang seharusnya menggantikan seandainya presiden tidak hadir dalam pertemuan. Ivanka Trump adalah bagian dari delegasi Amerika, dan itulah yang juga dilakukan delegasi-delegasi lain. Sudah banyak diketahui bahwa ia bekerja di Gedung Putih dan terlibat dalam prakarsa-prakarsa tertentu.”
Wakil Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menyebut kecaman terkait Ivanka Trump sebagai serangan berlebihan. "Kita seharusnya bangga Ivanka duduk menggantikan ayahnya, mengingat topik yang dibahas dipahaminya dan bagian dari portofolionya. Seandainya namanya tidak menyandang nama ayahnya, saya kira ia akan terus menerus dipuji, bukannya terus menerus diserang.”
Putri Trump itu dan suaminya, Jared Kushner, adalah penasihat resmi presiden. Namun apa yang disayangkan para pengecam presiden dan bahkan sejumlah pendukungnya adalah garis pemisah yang kabur antara urusan resmi Gedung Putih dan urusan perusahaan real estat Trump. Fakta ini menimbulkan pertanyaan menyangkut etika dan transparansi. [ab/uh]